Mungkin gerakan tersebut yang sudah mengharumkan namanya, selain dia juga sebagai rektor di salah satu kampus besar di Jakarta. Kini di masa pemerintahan Jokowi, dia diangkat menjadi salah satu menteri dikabinetnya. Posisinya sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan. Pengaruhnya dalam memajukan dunia pendidikan memang pantas diakui.
Setelah dia menjabat sebagai menteri pun, inisiasinya untuk terus meningkatakan mutu pendidikan tidak bisa dipungkiri. Salah satunya adalah mengajak para guru untuk terus memupuk karateri siswa. Salah satu cara yang dia sarankan adalah membangun karater melalui pembiasaan membaca buku. Kita sering sekali mendengar sebuah Tag Line “buku adalah jendela dunia”. Selain sebagai jendela dunia yang bisa mengantarkan pembacanya menuju titik terjauh di bumi ini, jika pembiasaan membaca ini diterapkan di dalam kelas, hal ini dapat membangun pembiasaan agar siswa mencintai buku, dan selalu berhasrat untuk membaca.
Dengan memanfaatkan waktu 10 menit di awal masuk sekolah, dapat memberi pengetahuan bagi siswa. Saat-saat pertama masuk kelas adalah kondisi di mana pikiran siswa masih sangat segar. Kemampuan mereka dalam berpikir dan menyerap pengetahuan baru sangat baik di jam ini.
Jika kita pergi ke daerah 3T (terpencil, terdalam, dan terluar), misal salah satu sekolah yang berada di pelosok Sumbawa Barat. Di sana masih banyak ditemui siswa yang bermasalah dalam kemampuan membaca. Siswa yang bermasalah dalam kemampuan membaca ini, bukan karena mereka tidak mau membaca, tapi tidak adanya motivasi dari luar, yang mampu mendorong mereka untuk rajin membaca. Bahkan masih ada sekolah yang menjadikan perpustakaan sebagai pelengkap administrasi untuk meningkatkan nilai akreditasi, sedangkan kebermanfaatnannya untuk penduduk di dalam sekolah sangat tidak optimal.
Dengan diberlakukannya pembiasaan membaca di awal masuk kelas, maka ada banyak manfaat yang akan didapat oleh sekolah, di antaranya:
- Pengoptimalan Perpustakaan Sekolah
- Menanamkan cinta buku
- Tambahan pengetahuan
- Meningkatkan kemampuan membaca cepat
Bagi siswa yang bermasalah dalam kemampuan membaca, misal masih mengeja, sudah menjadi keharusan bagi seorang guru untuk mendampinginya. Dengan bimbingan guru inlah, siswa yang terlambat dapat menyusul kemapuan siswa-siswa lainnya dalam meningkatkan kemampuan membaca.