Jumat, 15 November 2013

Bagaimana Menjadi Mar’atush Shalihah?

Rubrik: Wanita | Oleh: Wita Wahidah - 30/09/13 | 17:18 | 25 Dhul-Qadah 1434 H
Ilustrasi. (Foto: Arief Santras. Model: Nika Annika)
Ilustrasi. (Foto: Arief Santras. Model: Nika Annika)
dakwatuna.com - Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Sahabat dakwatuna, apa sih mar’atush shalihah itu?
Mar’atush shalihah adalah wanita shalihah. Kita sebagai perempuan, betapa indahnya jika tidak hanya menjadi sekadar wanita, bukan? Tetapi mampu memiliki julukan yang indah yaitu perempuan shalihah. Allah SWT sudah menciptakan wanita dengan begitu istimewanya, dengan berbagai anugerah yang hanya Allah berikan kepada kaum wanita. Contoh kecilnya saja, wanita diberikan rahim. Dengan rahim tersebut kita sungguh telah istimewa, namun kita bisa lebih istimewa ketika kita menjadi wanita yang shalihah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash –radhiallahu’anhuma- bahwa beliau Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda :
Dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan itu adalah seorang wanita shalihah.
Lalu bagaimana karakteristik wanita shalihah itu? Sebenarnya ada banyak sekali faktor/aspek yang bisa menjadi indikator seorang wanita disebut shalihah, berikut ada beberapa ciri-ciri inti yang bisa kita lakukan dengan kesungguhan hati untuk meraih Ridha Ilahi dengan jalan menjadi wanita shalihah, di antaranya:
1. Muslimah (yang berserah/berpasrah diri kepada Allah SWT)
“Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad) katakanlah, “Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.” Dan katakanlah kepada orang-orang yang diberi Kitab dan kepada orang-orang yang  buta huruf, “Sudahkah kamu masuk Islam?” jika mereka masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Ali Imran: 20).
Ciri pertama sebagai dasar kita untuk menjadi wanita shalihah yaitu muslimah, yang dapat diartikan berserah diri kepada Allah SWT. Sesungguhnya kita sebenarnya sudah mengantongi ciri pertama ini, mengapa demikian? Karena ketika kita shalat dan membaca doa iftitah, di sini jelas ikrar kita kepada Allah yaitu sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam. Namun, itu semua tidak cukup dengan ucapan. Yang perlu kita lakukan adalah dalam prakteknya, selalu berserah diri kepada-Nya, semua urusan-urusan hidup dan mati kita hendaknya kita serahkan semua pada Allah. Dialah yang Maha Mengatur, semua teks skenario sudah Allah berikan untuk kita, kita hanya memainkan peran dengan berupaya sebaik-baiknya. Bukankah semua yang terjadi pada diri kita, telah Allah tulis jauh-jauh hari sebelum kita berada di dunia ini?
2. Mukminah (orang yang beriman)
“Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik. Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang ghaib, tetapi akan memilih siapa yang Dia kehendaki di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Jika kamu beriman dan bertakwa, maka kamu akan mendapat pahala yang besar.” (Q.S. Ali Imran: 179).
Wanita yang percaya dan berusaha benar-benar mengimani rukun iman, insya Allah ia akan menjadi perhiasan yang terindah itu.
3. Qonitat (taat)
“Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surge-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung.” (Q.S. An-Nisa: 13).
Bagi wanita yang belum bersuami, tentunya selain taat kepada Allah dan rasul-Nya, ia juga harus taat kepada kedua orang tuanya, karena ridha mereka adalah ridha Allah. Banyak hal yang bisa dilakukan kita sebagai perempuan untuk taat kepada orang tua, di antaranya senantiasa patuh terhadap mereka, selama itu tidak bertentangan dengan ajaran-Nya. Birrul walidain, adalah hal wajib yang hendaknya kita lakukan, banyak cara untuk taat selama mereka masih hidup, raih ridha Allah dengan banyak berbuat baik kepada orangtua.
Nah, kalau wanita yang sudah menikah, tentunya ridha Allah sudah bukan lagi tergantung ridha orangtua, melainkan tergantung pada ridha suami. Maka dari itu, taatnya wanita yang sudah menikah adalah taat kepada suaminya. Banyak bentuk taat kepada suami, beberapa di antaranya yaitu patuh terhadap apa yang diperintahkan selama masih sesuai dengan agama-Nya, pandai memelihara kehormatan dirinya, dan pandai menjaga harta suaminya. Terlebih jika ia menyejukkan hati jika dipandang suaminya. Sungguh Allah memberikan banyak sekali jalan untuk kita meraih surga-Nya.
4. Sabar
“Sungguh pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka; sungguh mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” (Q.S. Al-Mu’minun: 111)
Sabar menurut bahasa adalah melarang dan menahan, namun menurut syar’i adalah menahan diri dari keluh kesah, Menahan lidah untuk tidak mengeluh, dan mengekang tubuh untuk tidak berbuat zhalim. Sabar juga merupakan kekuatan hati atau jiwa yang dapat memperbaiki kualitas diri dan perilaku pemiliknya. Untuk menjadi wanita shalihah, berkeluh kesah kepada Allah adalah hal yang dianjurkan, karena hanya kepada Dia tempat mengadukan segala urusan, baik itu berupa kesenangan, maupun keluhan. Dialah pemilik hati, Dia yang mampu memberikan kekuatan serta kesabaran saat kita sedang dilanda cobaan. Sabar terbagi dalam tiga bagian, yakni sabar dalam melaksanakan perintah Allah, hingga ditunaikannya dengan sempurna, sabar dalam menjauhi larangan Allah hingga tidak melakukannya, serta sabar dalam menghadapi kesusahan hingga tidak berkeluh kesah.
Sabar itu tidak hanya ketika kita mendapat masalah atau cobaan, namun ketika kita berdakwah pun butuh sekali yang namanya kesabaran, karena Rasulullah dan para sahabat terdahulu sangat sabar dalam syiar agama Islam, dan jika sabar itu tidak ada dalam diri para pendakwah, maka dakwah tidak akan mampu tersebar luas, dan Islam akan sulit berjaya.
5. Khosyi’ah (khusyu’ atau tunduk)
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan mereka akan kembali kepada-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah: 45-46).
Menjadi mar’atush shalihah, hendaknya khusyu’ dalam tiap ibadah yang dikerjakan, sungguh-sungguh serta tunduk. Berkeyakinan bahwa Allah SWT selalu mengawasi dalam tiap ibadah kita, terutama ketika sedang shalat. Apabila hati telah khusyu’ maka anggota badan akan mengikuti kekhusyu’an itu. Khusyu’ bisa juga diartikan fokus, benar-benar merasakan kehadiran Allah SWT, sehingga akan timbul ketenangan dan ketenteraman pada hati.
6. Mutashoddiqoh (orang yang menginfakkan harta di jalan Allah)
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 261).
Ini salah satu perbedaan antara wanita biasa, dengan wanita shalihah J mengapa?
Karena biasanya seorang wanita cenderung senang membelanjakan hartanya, baik itu untuk kebutuhannya sehari-hari maupun untuk memuaskan hasrat belanjanya. Terlebih jika wanita yang sudah berumah tangga, harta yang didapat dari suaminya sudah semestinya dia pergunakan dengan sebaik-baiknya. Untuk kebutuhan rumah, kebutuhan pribadi, dll. Semua itu tidak salah, asalkan tetap dalam tahap wajar dan tidak termasuk dalam pemborosan. Namun, ada satu hal istimewa dari seorang wanita yang shalihah, yaitu ia senantiasa membelanjakan hartanya untuk agama Allah, seperti untuk kepentingan dakwah di jalan Allah.
Berinfak di waktu lapang maupun sempit, merupakan keunggulan dari wanita shalihah, meskipun ia sedang dalam kesulitan, tetapi ia tak ragu untuk memberikan hartanya kepada yang membutuhkan. Anjuran untuk berinfak di waktu lapang, yaitu salah satunya untuk menghilangkan dari perasaan cinta terhadap harta. Sedangkan berinfak di waktu sempit, adalah untuk menumbuhkan sikap suka memberi daripada diberi. Sebenarnya sesulit apapun kondisi manusia, ia tetap dapat memberikan sesuatu di jalan Allah, tidak hanya dengan harta, melainkan dengan jiwa, raga, tenaga, pikiran serta hati yang dapat digunakan untuk agama Allah.
7. Berpuasa
“Aku pernah mendatangi Rasulullah seraya berkata: Perintahkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan aku ke Surga. Beliau menjawab: Hendaknya kamu berpuasa, karena puasa itu merupakan amalan yang tiada tandingannya. Kemudian aku mendatangi beliau untuk kedua kalinya dan beliau pun berkata dengan nasihat yang sama.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Hakim).
Hendaknya wanita muslimah mengetahui bahwa puasa itu mengajarkan kesabaran serta menambah keimanan. Juga mengajarkan pengendalian diri dan tingkah laku yang baik.
Selain puasa Ramadhan, wanita muslimah juga dianjurkan untuk berpuasa sunnah, seperti puasa senin kamis, di hari Arafah, hari Asyura’, enam hari di bulan Syawal, puasa di bulan Sya’ban, pada bulan Muharram, dll. Wanita yang rajin berpuasa, insya Allah akan mendapat keistimewaan yaitu masuk Surga melalui pintu yang bernama Ar-Rayyan.
Untuk wanita yang telah menikah, sebaiknya terlebih dahulu meminta izin kepada suami ketika ingin berpuasa sunnah. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW:
“Janganlah seorang wanita berpuasa pada suatu hari, ketika sang suami berada di sisinya, melainkan dengan izinnya. Kecuali pada bulan Ramadhan.” (Muttafaq Alaih).
8. Menjaga kesucian diri
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaknya mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya . . .” (Q.S. An-Nuur: 31).
Wanita yang ingin menjadi wanita shalihah, hendaknya ia senantiasa memelihara kesucian dirinya, menjaga kemaluannya, dan menutup aurat sesuai syariat. Jadikan diri wanita shalihah adalah sebagai perhiasan yang terindah. Ia sangat berharga, senantiasa belajar dan berusaha untuk menjaga dirinya agar tidak ternoda oleh hal-hal yang diharamkan.
Mengapa Allah begitu tekankan masalah aurat wanita? Karena aurat wanita adalah hal yang sering dianggap sepele oleh kita para wanita. Padahal justru menutup aurat itu adalah wajib hukumnya.
9. Gemar berdzikir
“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Q.S. Al-Ahzab: 41-42).
Mengingat Allah membuat hati menjadi tenang, mengapa? Sebab dengan kita banyak mengingat Allah di setiap waktu, maka setiap langkah, ucapan dan perbuatan akan senantiasa berpedoman dengan ajaran Allah, dan sungguh dosa yang kita perbuat menjadikan hati senantiasa gelisah. Maka dengan mengingat Allah, kita akan bersabar untuk tidak melakukan maksiat, sehingga hati akan selalu tenang dan damai.
Salah satu cara ampuh untuk selalu mengingat-Nya yaitu dengan mengingat kematian. Dengan cara ini, seseorang akan setiap waktu ingat dengan Allah, ingat dengan akhirat, ingat bahwa kapan saja Allah akan memanggil kita. Sehingga kita ingin banyak berbuat kebaikan, serta berusaha menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan.
Ingat Allah ketika lapang maupun sempit, ketika sedang gembira maupun sedih, ketika sedang dalam kemudahan maupun kesulitan. Ingatlah Allah, maka Allah akan mengingat kita.
Itulah beberapa ciri-ciri mar’atush shalihah yang bisa kita lakukan agar kita bisa menjadi wanita yang shalihah. Sungguh wanita shalihah itu bagaikan perhiasan yang terindah, dan perhiasan itu tidak akan dihasilkan dengan mudah, tidak akan didapat di sembarang tempat. Ia sudah ditempa, dibentuk sedemikian rupa agar bisa menjadi perhiasan yang benar-benar indah.
Menjadi wanita shalihah tidaklah mudah, namun juga tidaklah sulit, dengan kita bersungguh-sungguh berupaya meraihnya, maka dengan itu kita sudah istimewa.
Semoga saya, sahabat dakwatuna, dan wanita di manapun yang saat ini sedang berusaha belajar untuk menjadi wanita yang shalihah, yang mau memperbaiki dirinya menjadi wanita shalihah di akhir zaman, senantiasa diluruskan niatnya oleh Allah SWT, diampuni dosa-dosanya, dan mendapat ridha-Nya. Aamiin Ya Rabb.
Wallahu a’lam bisshawab.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/09/30/39981/bagaimana-menjadi-maratush-shalihah/#ixzz2km5sLMRR
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Al-Jazari, Perintis Teknologi Robotika

Rubrik: Pengetahuan, Teknologi | Oleh: Heraldo Yanindra P - 14/11/13 | 22:19 | 10 Muharram 1435 H
Al-Jazari, atau Ibnu Ismail Al-Jazari, atau Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. (muslimheritage.com)
Al-Jazari, atau Ibnu Ismail Al-Jazari, atau Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. (muslimheritage.com)
dakwatuna.com – Pernah menonton film RoboCop, Wall-E, Transformers, dan film-film robot yang lain? Beberapa film tersebut mengangkat robot sebagai pemeran utamanya, dan itu hanya sebagian kecil dari banyaknya film robot yang telah dibuat untuk menunjukkan bahwa di masa depan manusia akan hidup berdampingan dengan produk teknologi yang berkembang pesat. Robot merupakan alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, atau menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dahulu, dan tidak dipungkiri lagi, teknologi robot sudah banyak digunakan oleh banyak manusia untuk kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Hal ini diperkuat dengan semakin banyaknya penemuan-penemuan berbasis robotika yang diciptakan oleh inovator-inovator muda dewasa ini.
Sejarah mengenalkan Leonardo da Vinci sebagai perintis teknologi robot atas penemuannya pada tahun 1478, namun itu pun masih hanya dalam bentuk desain di atas kertas. Namun, sebenarnya di awal abad ke-13 M, seorang insinyur yang sangat Al-Jazari, sudah berhasil merancang dan menciptakan aneka bentuk robot pada awal abad ke-13 M. Atas dasar itulah, masyarakat sains modern menjulukinya sebagai ”Bapak Robot”. Dari sini kita tahu bahwa Peradaban Islam sudah lebih maju tiga abad dalam teknologi robotika dibandingkan peradaban Barat saat itu. Ibnu Ismail Al-Jazari, lahir di Al-Jazira, tepatnya di antara wilayah Sungai Tigris dan Efrat. Nama lengkapnya Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, pada abad ke-12. Seperti ayahnya ia bekerja pada raja-raja dinasti Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari tahun 1174 sampai tahun 1200 sebagai ahli teknik. Di masanya, Al Jazari telah mampu menciptakan robot manusia (humanoid) yang bisa diprogram. Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. Adapun mesin robot yang diciptakan Al-Jazari kala itu berbentuk sebuah perahu terapung di sebuah danau yang ditumpangi empat robot pemain musik; dua penabuh drum, satu pemetik harpa, dan peniup seruling. Robot ini diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam suatu acara jamuan minum. Sebagai robot pemain musik, tentu saja mereka pun ahli menghasilkan suara musik yang indah. Misalnya saja, robot penabuh drum dapat memainkan beragam irama yang berbeda-beda. Jadi, robot itu pun bermain musik seperti manusia sungguhan!
Robot pemain musik karya Al-Jazari (id.wikipedia.org)
Robot pemain musik karya Al-Jazari (id.wikipedia.org)
Penemuan penting lainnya di era kejayaan Islam yang tak kalah menarik adalah pencuci tangan otomatis dengan mekanisme pengurasan. Mekanisme yang dikembangkan Al-Jazari itu, kini digunakan dalam sistem kerja toilet modern. Robot pencuci tangan otomatis itu berbentuk seorang wanita yang berdiri dengan sebuah baskom berisi air. Ketika seorang pengguna menahan tuas, air akan mengering dan robot wanita itu akan kembali mengisi baskom dengan air. Sistem pencuci tangan yang dikembangkan Al Jazari itu juga digunakan saat ini dalam sistem kerja toilet modern.
Pencuci tangan otomatis (id.wikipedia.org)
Pencuci tangan otomatis (id.wikipedia.org)
Teknologi robotika yang dikembangkan Al-Jazari mencapai 50 jenis dan semuanya ditulis dan digambarkan dalam kitabnya yang sangat legendaris, Al-Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi Fi Sinat ‘at al-Hiyal (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices). Karyanya ini berisi tentang teori dan praktik mekanik. Dalam kitab itu juga, Al-Jazari membeberkan secara detail beragam hal terkait mekanika. Tulisan Al-Jazari juga dianggap unik karena memberikan gambaran yang begitu detail dan jelas. Karyanya juga dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks penting untuk mempelajari sejarah teknologi. Isi kitabnya pun diilustrasikan dengan miniatur yang menakjubkan. Karena kontribusinya di bidang teknologi, pada abad ke-13 Al-Jazari mendapatkan gelar Ra’is Al-A’mal, sebuah gelar yang saat itu disematkan untuk para Insinyur dan Ahli Teknik di peradaban Islam. Tak heran, jika nama lengkap sang insinyur fenomenal itu adalah Al-Shaykh Rais al-Amal Badi al-Zaman Abu al-Izz ibn Ismail ibn al-Razzaz al-Jazari. Sedangkan titel Badi al-Zaman dan Al-Shaykh yang disandangnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang ilmuwan yang unik, tak tertandingi kehebatannya, menguasai ilmu yang tinggi, serta bermartabat.
Dengan karyanya ini pulalah, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah membawa masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Al-Jazari memberikan kontribusi yang penting bagi dunia ilmu pengetahuan dan masyarakat. Terutama bagi sarjana teknik dari belahan negara Barat. Seorang ahli teknik Inggris, Donald Hill dengan bukunya yang berjudul Studies in Medieval Islamic Technology, begitu kagum dengan pencapaian Al Jazari. Ia berpendapat, ”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin.” Salah satu karya Al-Jazari yang membuat Donald Hill kagum adalah jam gajah dengan cara kerjanya dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara otomatis sistem mekanis, yang dalam interval tertentu akan memberikan suara simbal dan burung berkicau. Replika jam gajah dapat dilihat saat ini di London Science Museum. Ketertarikan Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam abad setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya.
Jam gajah karya Al-Jazari (picasaweb.google.com/revswain)
Jam gajah karya Al-Jazari (picasaweb.google.com/revswain)
Khatimah
Kontribusi ilmuwan Muslim di bidang teknik di saat itu telah membuat peradaban Islam semakin maju dan mandiri di seluruh aspek kehidupan. Penemuan-penemuan mengagumkan saat itu seharusnya membuat kita semakin termotivasi untuk selalu berkarya, mengingat pada waktu dewasa ini, banyak sekali innovator muda yang mencoba membuat alat berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk menciptakan kemudahan dalam segala aspek. Mulai dari transportasi, kehidupan rumah tangga bahkan sampai ke aspek ibadah. Jelas prestasi ini patut kita banggakan dan dijadikan cermin untuk meraih kemajuan di bidang IPTEK. Tentunya kemajuan yang dicapai di saat peradaban Islam itu berdiri kembali. (HYP)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/14/42189/al-jazari-perintis-teknologi-robotika/#ixzz2km2fizRH
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Senin, 11 November 2013

Makanan Cerdas Pemuda Islam

Rubrik: Kesehatan | Oleh: Haryo P - 14/06/12 | 11:30 | 24 Rajab 1433 H
Ilustrasi (inet)
dakwatuna.com – Syabab (pemuda) Islam di zaman ini dituntut untuk bisa melakukan berbagai hal. Mulai dari berdakwah, belajar ilmu duniawi dan juga berorganisasi. Ketiganya adalah hal yang penting dan juga urgen (segera) harus dipenuhi untuk menyokong dakwah Islam di bumi Indonesia tercinta ini.
Untuk itulah, sudah selayaknya para pemuda selalu mempersiapkan diri mereka supaya dapat melakukan ketiga hal tersebut dengan sebaik mungkin, dan salah satu persiapan yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan kesehatan otak kita, di mana organ otak merupakan alat bantu utama kita untuk dapat belajar tentang Islam, memikirkan strategi dakwah, dan juga mengais maisyah untuk anak istri dan perjuangan Islam yang mulia. Jika daya pikir kita lemah, lemah juga kemampuan kita.
Untuk meningkatkan daya pikir otak kita sendiri, tidaklah susah. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, mulai dari latihan otak, hingga makanan untuk otak. Akan tetapi karena memang keahlian saya di bidang yang terakhir, maka saya akan lebih memfokuskan untuk membahas makanan untuk otak.
Mikro Nutrien: Peningkat Kemampuan Otak
Salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh otak supaya dapat bekerja dengan maksimal adalah dengan memenuhi kebutuhan mikro nutrien (micronutrient) yang dibutuhkan oleh otak.
Mikro nutrien yang dibutuhkan salah satunya adalah iodine, yang membantu untuk menghantarkan oksigen dalam bentuk terbaiknya kepada otak. Kita para pemuda muslim dapat menemukan mikro nutrien iodine ini di dalam ikan yang mengandung banyak minyak.
Mikro nutrien lainnya yang perlu untuk dipenuhi adalah vitamin C. Vitamin C selain dapat membantu untuk menjaga kesehatan tubuh secara umum, diketahui juga dapat membantu untuk menambah agilitas mental. Para pemuda muslim dapat menemukannya di dalam buah jeruk dan kiwi.
Selain itu, ada baiknya juga untuk mengkonsumsi vitamin K dalam jumlah yang cukup. Vitamin K diketahui dapat meningkatkan kemampuan kognitif kiga dan juga meningkatkan kekuatan otak. Vitamin K banyak ditemui di dalam brokoli dan juga Telur.
Anti Oksidan: Penjaga Otak
Oksigen dalam berbagai bentuknya akan dapat bermanfaat ataupun berbahaya bagi otak manusia. Dalam struktur dan kondisi kimia yang ekstrim, oksidasi dari oksigen bebas dapat merusak sel dan menjadikannya terkena kanker.
Di sinilah pentingnya anti oksidan, di mana dia bekerja sebagai tameng untuk tubuh, terutama untuk bagian organ otak yang banyak berisikan berbagai data dan syaraf penting untuk tubuh. Pemuda muslim yang tidak menjaga kesehatan otaknya dengan mengkonsumsi anti oksidan dalam jumlah yang cukup berisiko besar untuk terkena penyakit mental dan syaraf seperti Parkinson.
Untuk menambah jumlah asupan anti oksidan di dalam tubuh para pemuda muslim, ada baiknya untuk memperbanyak makan tomat (buah yang kaya lycopene, sejenis anti oksidan yang kuat). Dan khusus untuk otak, sangat disarankan untuk memperbanyak memakan sayuran hijau, sayur, nasi merah dan juga gandum serta kacang karena banyak mengandung vitamin E (anti oksidan yang bermanfaat untuk mencegah kepikunan).
Fats: Builders and Insulators
Lemak: Insulator dan Pembangun Otak
Jika kita mendengar kata lemak biasanya yang terbayang di dalam benak kita hanyalah yang negatifnya, padahal lemak tidak semuanya buruk. Sebagiannya dibutuhkan oleh otak untuk dapat beroperasi secara baik dan optimal. Sebagai contohnya adalah myelin di dalam otak yang berfungsi menghubungkan aliran listrik di dalam otak, 70% dari myelin merupakan lemak. Jadi lemak tidak perlu ditakutkan, akan tetapi pilihlah yang memang diperlukan oleh otak.
Ada dua jenis asam lemak esensial yang diperlukan oleh otak, yang pertama adalah asam alfa-linoleat, yang merupakan bagian dari Omega-3. Kita dapat menemukan banyak dari asam ini pada sayuran hijau dan pada sayuran laut.
Yang kedua adalah asam linoleat, yang merupakan bagian dari Omega-6. Kita dapat menemukan jenis asam lemak yang satu ini pada bunga minyak bunga matahari dan juga minyak wijen.
Asam Amino dari Protein: Penyusun Sel Utama
Untuk menyusun berbagai sel di dalam otak diperlukan berbagai asam amino yang banyak, yang bisa kita dapatkan dari protein. Pada akhirnya di dalam tubuh berbagai asam amino akan disintesa menjadi berbagai jenis protein yang berbeda, dan akan menjadi bahan baku bagi pembuatan sel. Jadi akan sangat baik jika kita para pemuda muslim selalu menjaga asupan protein di dalam tubuh kita selalu cukup, sekira 50-60 gram/hari.
Untuk protein, kita bisa mendapatkannya dari berbagai jenis daging, telur dan berbagai kacang-kacangan. Akan lebih baik jika sumbernya bervariasi, tidak hanya dari protein hewani, akan tetapi diperbanyak juga dari sumber protein nabati.
Glukosa: Bahan Bakar Sel
Terakhir, yang perlu kita penuhi untuk memiliki kesehatan otak yang prima adalah kebutuhan Glukosa dalam tubuh. Untuk yang satu ini, kita harus menyuplainya secara terus-menerus sebab neuron-neuron di dalam tubuh kita tidak dapat menyimpan glukosa sendiri.
Sumber yang baik untuk glukosa adalah berbagai jenis gandum utuh seperti sereal, roti gandum utuh, pasta gandum utuh, mie gandum utuh dan sejenisnya. Sedangkan sumber lainnya yang dapat dijadikan andalan adalah buah, nasi dan juga sayuran, serta berbagai makanan yang memiliki rasa manis.
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai apa saja makanan cerdas yang perlu untuk dikonsumsi oleh para pemuda dan pemudi muslim, supaya memiliki daya pikir yang prima. Semoga bermanfaat dan semoga membantu untuk terwujudnya izzul Islam wal Muslimin.

Referensi
BBC Good Food, bbcgoodfood.com/content/wellbeing/features/boost-brainpower/3/
The Franklin Institute, fi.edu/learn/brain/pyramid.html
National Institute of Health, nccam.nih.gov/health/antioxidants/

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/06/14/21079/makanan-cerdas-pemuda-islam/#ixzz2kOUAtGDz
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Berburu Berkah di Bulan Muharram

Rubrik: Artikel Lepas | Oleh: M Husnaini - 11/11/13 | 21:47 | 07 Muharram 1435 H
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)
dakwatuna.com – Muharram termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah, selain Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Rajab. Dalilnya sudah jelas, sebagaimana dituturkan Allah dalam Al-Quran.
Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat Bulan Haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS At-Taubah/9: 36).
Kenapa disebut Bulan Haram? Ibnu Muhammad Al-Jauzi dalam kitab ‘Zad Al-Masir fi Ilm At-Tafsir’ menjelaskan, dinamakan Bulan Haram karena dalam empat bulan itu diharamkan pembunuhan atau peperangan, sebagaimana juga diyakini kaum Jahiliah sebelum Islam datang di bumi Mekah. Selain itu, karena pahala kebaikan di Bulan Haram akan dilipatkan dan demikian pula dosa keburukan.
Kendati demikian, bukan berarti bulan-bulan di luar Bulan Haram tidak mulia. Seperti Ramadhan, jelas bulan penuh kasih sayang, pengampunan, dan keberkahan. Umat Islam jangan lagi terjebak kepada pemahaman dangkal, sebagaimana ketika memahami keutamaan surat atau ayat Al-Quran tertentu. Dipersepsi, misalnya, hanya surat Yasin yang memiliki keutamaan dahsyat. Muncullah tradisi Yasinan, sementara tidak pernah ada tradisi Al-Fatihahan, Al-Baqarahan, Ali Imranan, An-Nisaan.
Penting juga dicatat, sebagian kalangan beranggapan bahwa orang yang paling berjasa dalam menetapkan kalender Hijriah sebagai identitas penanggalan Islam adalah Umar bin Khattab. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Imam As-Suyuti mengungkapkan fakta lain. Menurut murid dari ulama kenamaan bermazhab Hanafi, Taqiyuddin As-Subki, itu ternyata Umar bin Khattab bukan sosok pertama yang menyerukan penggunaan kalender Hijriah. Ibnu Asakir dan Ibnu Shalah membenarkan pendapat ini.
Berdasarkan riwayat yang paling kuat, Rasulullah pernah berkirim surat kepada umat Nasrani di Najran. Dalam surat itu, Rasulullah memerintahkan Ali bin Abu Thalib supaya menuliskan kalimat, “Surat ini ditulis pada hari kelima sejak hijrah”. Karena itu, menurut As-Suyuti, ketika Umar bin Khattab hendak menetapkan sistem kalender Islam, dia mengumpulkan para sahabat dan meminta saran mereka. Peristiwa itu terjadi ketika pemerintahan Umar bin Khattab berjalan dua setengah tahun. Setelah mendapatkan masukan, dia lantas memilih pendapat Ali bin Abu Thalib bahwa acuannya ialah peristiwa hijrah. Dengan kata lain, kalender Hijriah memang baru digunakan secara resmi di masa Khalifah Umar bin Khattab, tetapi ide dan penetapannya berasal dari Rasulullah sendiri.
Nama Hijriah jelas mengacu pada peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah. Ada hikmah besar di balik peristiwa itu. Kalender Hijriah bukan penanggalan biasa. Lebih dari itu, kalender yang dimulai dengan Muharram itu merupakan sebuah identitas dan jati diri umat Islam. Dipilihnya Hijriah sebagai nama kalender Islam, lantaran peristiwa hijrah itulah tonggak peradaban Islam. Hijrah merupakan torehan sejarah yang berhasil meletakkan garis tegas antara hak dan batil.
Kenapa Muharram dipilih sebagai permulaan bulan, padahal hijrah terjadi di bulan Rabiul Awal? Para ulama lalu mengemukakan alasan, karena pada bulan Muharram jamaah haji pulang dari Tanah Suci Mekah ke kampung halaman. Dari segi kronologi hijrah, Muharram juga dinilai sebagai embrio hijrah. Sebab, Rasulullah telah bertekad untuk hijrah dari Mekah ke Madinah sejak bulan Muharram.
Sangat disayangkan kalau masih ada kepercayaan berbau takhayul dan khurafat. Umat Islam jangan lagi memiliki kepercayaan bahwa menikah pada bulan Muharram akan mendatangkan kesialan, seperti kecelakaan, kematian, dan kerugian lain. Muharram bukan bulan kesedihan, demikian juga Syawal dan Safar. Mitos kesialan itu jelas kontraproduktif dengan Al-Quran dan hadits. Menurut riwayat Bukhari, Aisyah dinikahi Rasulullah pada bulan Syawal, pernikahan Ali bin Abu Thalib dengan Fatimah juga disinyalir terjadi di bulan Safar.
Seharusnya kita kembali pada panduan Allah dan Rasulullah. Panduan yang benar dalam memuliakan Muharram adalah dengan berpuasa pada tanggal 10, dikenal dengan istilah puasa Asyura. Rasulullah bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah pada bulan Allah yang mulia, yaitu Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat tahajud.” (HR Muslim).
Asyura merupakan kewajiban puasa pertama dalam Islam. Baru ketika kewajiban puasa Ramadhan turun, status hukum puasa Asyura berubah menjadi sunah. Hikmahnya, menghapuskan dosa selama setahun yang telah lewat. Simak hadits riwayat Aisyah berikut. “Adalah pada hari Asyura, kaum kafir Quraisy zaman Jahiliah berpuasa. Ketika Rasulullah datang di Madinah, beliau berpuasa dan memerintahkan (sahabat) supaya berpuasa. Maka ketika Allah mewajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa Asyura, maka barang siapa berkenan silakan berpuasa, barang siapa meninggalkan juga silakan.” (HR Bukhari).
Asyura juga diyakini sebagai puasa Nabi Saleh. Pada tanggal 10 Muharram itu, Nabi Musa selamat dari kejaran tentara Firaun, Nabi Yunus keluar dari perut ikan, dan Nabi Nuh selamat dari banjir besar. Karena itu, ketika Rasulullah menyaksikan kaum Yahudi dan Nasrani di Madinah berpuasa pada tanggal itu, beliau kemudian memerintahkan puasa sejak tanggal 9 Muharram atau populer dengan istilah puasa Tasu’a. Alasan beliau ketika itu, supaya tradisi puasa umat Islam tidak menyamai tradisi Yahudi dan Nasrani. Sabda Rasulullah, “Apabila tahun depan, insya Allah kita berpuasa pada tanggal sembilan.” (HR Muslim).
Tetapi, tidak sampai mendapati Muharram di tahun depan, Rasulullah sudah meninggal dunia. Karena itu, puasa tanggal 9 Muharram statusnya sunnah hammiyah alias sunnah yang sudah dicita-citakan Rasulullah tetapi beliau belum sempat melakukan. Ibnu Qayim Al-Jauziyah membuat peringkat terkait puasa di bulan Muharram. Menurutnya, puasa bulan Muharram yang paling utama adalah tanggal 9, 10, 11. Tingkatan di bawahnya adalah puasa tanggal 9 dan 10. Yang terendah, puasa tanggal 10 saja.
Demikian, semoga kita semua dapat memuliakan bulan Muharram dengan rangkaian ibadah sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/11/42016/berburu-berkah-di-bulan-muharram/#ixzz2kORqUQ6Z
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook