Minggu, 08 Desember 2013

Kristenisasi Merambah Anak TK

Diposkan oleh Gresia Divi pada Kamis, 25 April 2013 | 20.00 WIB


Hampir setiap hari selalu ada berita tentang mualaf. Sebaliknya, kita juga sering mendengar berita tentang kristenisasi yang semakin marak dengan berbagai macam model. Bahkan, kristenisasi sekarang sudah mengincar anak-anak TK. Seperti yang kudapati pada seorang anak didikku...

Hari itu, di tengah keasyikannya bermain dengan teman-temannya, aku terkaget-kaget melihat stiker yang tiba-tiba dikeluarkan dan dengan bangga ditunjukkan padaku dan teman-temannya. Betapa kagetnya diriku, seluruh sticker yang ia bawa adalah gambar-gambar Kristiani seperti salib, gereja, bunda Maria, dan sejenisnya. Tempat didik kami yang notabene adalah berbasis keislaman jelas sangat bertentangan dengan hal itu.

Sekonyong-konyong aku langsung memutar otak di saat yang mendesak itu untuk mencari cara menjelaskan pada anak-anak dengan cara yang sebijak mungkin karena teman-temannya yang lain sudah antusias dengan stiker tersebut. Alhamdulillah, dengan penjelasan dan diskusi ringan dengan mereka, akhirnya mereka bisa mengerti dan stiker itu pun mereka serahkan padaku. Sebagai gantinya, aku kemudian membelikan mereka stiker yang bernuansa Islam. Pyuhfffff... anak-anakku...

Selidik punya selidik, ternyata stiker tersebut ia dapat dari neneknya. Agar lebih jelas, aku segera mengklarifikasi orang tuanya. Dari mereka, aku mendapatkan penjelasan bahwa saat ia jalan-jalan bersama neneknya suatu waktu, anak didikku itu meminta dibelikan stiker tersebut. Si nenek tanpa pikir panjang membelikannya tanpa melihat apakah itu sesuai atau tidak untuk cucunya.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kejadian tersebut baik oleh pihak orang tua maupun aku sendiri sebagai seorang pendidik. Bagi orang tua, tidak terkecuali nenek kakek atau saudara, hendaklah benar-benar selektif dalam memberikan mainan ataupun permainan (game) pada anak karena anak-anak adalah 'imitate' yang handal dan sangat mudah untuk didoktrin. Jadi apa mereka kelak, itu pun sangat tergantung pada pembentukan kita terhadap mereka sejak dini, di masa usia dini yang merupakan 'golden age' mereka.

Untuk para pendidik, pemberian informasi yang ringan dan logis bagi anak tentang adanya bermacam-macam agama, ciri-ciri, kebiasaan, dan alasan mengapa ada banyak agama juga sangat penting bagi mereka. Jika kita hanya menanamkan pada mereka untuk cinta Islam tapi tidak memberikan gambaran yang lain bahwa ada agama lain selain Islam hanya akan membuat mereka tidak tahu dan iya-iya saja saat menerima hal baru apalagi menarik bagi mereka. Bahkan, yang dikhawatirkan jika kita memaksa anak untuk cinta Islam dengan mencekoki mereka dengan apa itu syahadat, rukun Islam, rukun iman, shalat, dan lain-lain tanpa mereka tahu mengapa harus melakukannya, bahkan yang lebih parah jika mereka tidak mengerti apa sih Islam itu.

Tanpa kita sadar seringkali kita (para guru dan orang tua) mengajari mereka tentang Islam dan seabrek yang lainnya dan kita sudah puas jika mereka mau melakukannya. Tapi bisa jadi mereka mau melakukannya karena 'imitate' yang tinggi pada mereka atau “takut”. Mereka belum tentu tahu alasan mengapa harus melakukan semua itu.

Tapi, apapun itu bentuknya yang paling penting adalah jangan panik, karena kepanikan kita terkadang justru membuat kita terlalu keras pada mereka hingga memberikan putusan yang mereka tidak mengerti, 'nurut' begitu saja. Semua perubahan dan perkembangan yang terjadi pada anak itu wajar dan itulah proses. Tergantung bagaimana kita –guru, orang tua, dan orang-orang di sekitar mereka– menyikapi setiap perkembangan mereka. [Gresia Divi]

Bunda, Beginilah Tahapan Bermain Anak Kita

Diposkan oleh Gresia Divi pada Selasa, 02 April 2013 | 06.00 WIB


Bermain adalah hal yang sangat menyenangkan bagi anak-anak. Tapi seringkali para orang tua tidak tahu bermain seperti apa yang sesuai tahap perkembangan anak-anak, sekaligus disenangi oleh mereka.

Ada empat tahapan bermain anak yaitu sensori, bermain dengan alat, bermain peran, dan bermain kerjasama. Pada bermain sensori anak diajak bermain pada hal-hal yang dapat menstimulus sensori mereka, seperti bermain air, pasir, dan sejenisnya. Tetapi, fakta berkata lain. Banyak orang tua yang tidak mengetahui akan pentingnya tahap bermain ini sehingga mereka melarang anak-anak untuk bermain pasir atau air dengan alasan kotor. Padahal di situlah waktu mereka distimulus sensori tangan, kaki, dan organ sensori lainnya untuk lebih peka. Jika tahap ini tidak dituntaskan dengan baik, kelak ketika dewasa akan membawa kerugian bagi dirinya dan orang lain.

Mengapa? Karena anak yang sensori motoriknya belum tuntas di usia 2 tahun akan cenderung tidak mudah mengolah emosi dan agresif sekalipun mereka pintar. Bagaimana cara mengetahui tingkat ketuntasan anak dalam tahap bermain sensori ini? Hal ini bisa dideteksi saat anak bermain pasir. Jika mereka bermainnya dengan berguling-guling atau pasirnya hanya “dicuil-cuil”, itu menandakan bahwa sensori motoriknya belum tuntas. Sedangkan anak yang sensori motoriknya sudah tuntas, biasanya akan membuat bangunan dari pasir itu atau sesuatu yang kreatif.

Kemudian untuk bermain dengan alat, kenapa hal ini dirasa perlu tidak lain agar anak belajar untuk menggunakan bermacam-macam peralatan sebagai persiapan hidup mereka kelak saat dewasa (Life Ready). Sebagai contoh, saat bermain mereka harus mengambil dan meletakkan alat pada tempatnya. Misalkan dalam sebuah nampan. Kenapa? Hal ini sebagai pembelajaran mereka jika kelak mereka harus bekerja sebagai dokter, perawat, atau yang lainnya yang membutuhkan ketelitian dan kerapian meletakkan alat. Bagaimana jadinya seorang perawat yang meracik obat jika obatnya saja tercampur atau tertukar tempatnya?

Tahap selanjutnya yaitu bermain peran. Nah, tahap ini juga tidak kalah penting. Anak bisa diajak untuk menjadi dokter-dokteran, keluarga-keluargaan, tamu-tamuan dan bermain peran sejenisnya. Namun pada dasarnya, secara alamiah ketika bertemu dengan teman-teman sebaya, anak secara otomatis melakukan permainan peran ini. Dengan bermain peran, anak-anak bisa diajak menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain.

Dari situ anak akan belajar bagaimana seharusnya berbuat ketika berada pada posisi tertentu. Bagaimana menjamu tamu, misalnya. Bagaimana sulitnya menjadi seorang ibu, bagaimana harus berbelanja yang benar dan lain sebagainya.Memang penting? Penting sekali. Jangan sampai hal penting seperti ini baru mereka pelajari saat mereka sudah dewasa. Hal itu tidak akan menjadi suatu kebiasaan. Ingat kan pepatah: Bisa karena biasa.

Tahapan yang terakhir yaitu bermain kerjasama. Tahap ini juga sangat penting agar kalau sudah besar mereka bisa bekerja dalam kelompok dengan segala bentuk aturan yang mengikat dalam sebuah kerjasama. Mereka perlu tahu, bahkan perlu bisa, sejak dini.

Nah bunda, semoga kita bisa membersamai ananda bermain sesuai dengan tahapan bermain anak. Sehingga selain mereka enjoy, perkembangan emosi mereka juga terjaga.[Gresia Divi]

Bunda, Beginilah Tahapan Berbahasa Anak Kita

Diposkan oleh Gresia Divi pada Rabu, 27 Maret 2013 | 07.00 WIB


“Didiklah anak-anakmu, sesungguhnya mereka itu dijadikan untuk menghadapi zaman yang berbeda dari zamanmu kini”
(Ali bin Abi Thalib)

Menyadari apa yang dinasehatkan Ali bin Abi Thalib tersebut, banyak ulama dan psikolog Muslim yang menulis buku parenting untuk anak-anak di zaman modern ini. Salah satunya, Dr. Hassan Syamsi Basya dengan bukunya: Kaifa Turabbi Abna’aka fi Hadza az Zaman (Mendidik Anak Zaman Kita). Semangatnya adalah, bagaimana orangtua memperhatikan pendekatan yang lebih tepat; tanpa mengabaikan kondisi zaman yang akan dihadapi anak dan tantangannya.

Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan orang tua dalam mendidik putra-putrinya adalah tahapan berbahasa, khususnya bagi anak usia dini. Kita tak bisa lagi memakai cara ala kadarnya untuk menjamin anak-anak kita bisa berbahasa dengan baik. Padahal kecerdasan linguistik adalah kecerdasan yang sangat penting. Dengan kemampuan berbahasa yang benar, anak-anak bisa berkomunikasi dengan baik, berinteraksi, menyampaikan perasaan dan pendapatnya, serta mengembangkan kecerdasan lainnya. Bahkan, hampir seluruh ulama adalah orang yang cerdas dalam berbahasa.

Usia 0 – 1 tahun

Anak usia 3 bulan biasanya mereka bisa berceloteh seputar huruf “a”. Anak usia 3-6 bulan biasanya berceloteh seputar huruf “i”, “u”,dan “o”.

Anak usia 8 bulan celotehan mereka bertambah huruf “m” dan “b”. Biasanya mereka mengatakan “mamamamamama.....” atau “bbbbbbaaaabaaaa”.

Jika dalam usia tersebut anak belum bisa, tenang dulu jangan panik karena hal tersebut bisa diantisipasi dengan terus menstimulus mereka. Caranya bisa dengan mengajak mereka mengobrol (walau mereka belum bisa menjawab), membunyikan bunyi-bunyian, dan perlu diingat untuk tidak mengajak mereka berbicara dengan cepat. Hal ini tidak hanya berlaku bagi anak usia 0-1 tahun tapi sampai usia 5-6 tahun juga. Jika tidak percaya coba saja meminta tolong anak yang sudah faham untuk mengambil sesuatu dengan berbicara cepat dan bandingkan jika dengan berbicara perlahan dan teratur. Manakah yang lebih direspon anak?

Biasanya para orang tua yang anaknya belum bisa berbicara dengan fasih padahal sudah menginjak tahapannya itu dikarenakan orang tua yang tidak pernah mengajak anak berkomunikasi atau melakukannya tapi dengan intonasi cepat.

Usia 1-1,5 tahun
Usia ini merupakan masa holofrasis di mana anak umumnya menunjuk sambil mengucapkan apa yang dia mau.

Usia 2-3 tahun
Merupakan masa todler. Di usia ini yang ditekankan pada anak sebaiknya adalah mengenai bahasa lisan dan kemandirian serta belajar logika. Selain itu, di usia ini, anak dapat mengucapkan kalimat yang berfrase, seperti “minum susu” dan kalimat berfrase, seperti “Tono main bola” bukan seperti kalimat yang benar “Tono bermain bola”.

Usia 3 tahun ke atas
Di usia ini harusnya anak sudah dapat mengucapkan kalimat dengan morfologi yang lengkap, seperti “Aku mau pergi ke sekolah”. Selain itu, biasanya di usia ini terjadi efek trill dan efek mirror pada anak dan diharapkan para pendidik tidak panik jika hal ini terjadi. Pada efek trill, biasanya anak mengucapkan kata dari yang seharusnya diucapkan “surga” menjadi “sruga”, “terserah” menjadi “seterah”, “karpet” menjadi “kapret”. Sedangkan efek mirror biasanya terjadi pertukaran kata saat diucapkan, seperti kata yang seharusnya “kucing” menjadi “kicung”. Jika hal ini terjadi pada anak diharapkan para orang tua atau pendidik tidak malah membiarkannya atau bahkan membenarkan itu karena dianggap lucu atau wajarnya anak tapi hendaknya memberikan contoh bagaimana cara mengucapkan yang benar. Tentunya dengan telaten dan berulang-ulang.

Hal tak kalah penting yang harus dibiasakan pada anak adalah penggunaan bahasa dalam komunikasi sosial. Bagaimana menanamkan karakter dalam berbahasa sejak usia dini. Secara pragmatik, anak-anak idealnya sudah tuntas masalah aspek kebahasaan dalam komunikasi sosial ini pada usia 4 tahun dan paling lambat 5 tahun. Misalkan; salam, menyela (dengan mengatakan “permisi” atau “maaf”), meminta sesuatu (dengan mengatakan “tolong”), berterima kasih, dan meminta ijin.

Sering kita dapati orang tua yang permisif. Membiarkan anak dalam kekeliruan dengan alasan “masih kecil”, “wajar”, “biasanya begitu.” Padahal kalau kita berpikir “biasanya” hasilnya juga biasa-biasa saja. Pun dalam mendidik anak. Akhirnya tercetaklah anak-anak yang kurang “berbudi”, kurang “berkarakter.” Maka pembiasaan adalah hal yang sangat efektif dalam mendidik anak. Di samping pendekatan utama lainnya berupa keteladanan. Di mana orang tua menjadi teladan dengan selalu mencontohkan mengucapkan terima kasih ketika ditolong, meminta maaf ketika salah, salam ketika bertemu, berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, dan seterusnya.

Semoga bahasan singkat tentang Tahapan Berbahasa Anak Usia Dini ini bermanfaat bagi para orang tua, khususnya bunda. [Gresia Divi]

Kitalah Teladan Mereka

Diposkan oleh ukhtu_emil pada Minggu, 08 Desember 2013 | 21.10 WIB

Siswi muslimah (ilustrasi dari Sindikasi)
“Ustadzah itu begini dan begitu...” kata itu tertulis pada sebuah kertas yang ditaruh di atas tempat tidur teman saya.

Sesaat setelah membaca tulisan itu, teman saya terduduk lemas. Tangannya gemetar. Air mata mulai menetes mengalir di sela-sela pipinya. Tak disangka, di mata anak-anak ia seperti itu. Ia kemudian menenangkan diri. Diambilnya air wudlu lalu melaksanakan shalat. Kebetulan waktu itu adzan berkumandang.

Setelah sholat ia hanya diam di kamarnya. Tak beranjak walau hanya untuk menengok santri-santrinya. Entah takut atau kalut masih menyelimuti hatinya. Setelah agak sedikit tenang dibacanya kembali surat kaleng itu. Ada satu kata yang begitu menancap di hatinya: “Ustadzah itu nyuruh kami melakukan ini dan itu, tapi ustadzah sendiri gak mau melakukannya!”

Kalimat itu seolah terucap berapi-api. Mencabik-cabik hatinya. Teringat kembali akan surat Ash-Shaff ayat 2-3 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Itu sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Ini hanyalah cerita singkat mengenai ekspresi seorang santri terhadap ustadzahnya. Ada banyak hal yang disampaikannya. Tapi dari surat itu saya mengambil kesimpulan, bahwa dalam benak santri tersebut ada pertanyaan yang selalu mengeglayuti hatinya, “Mengapa ustadzahku menyuruhku ini dan itu sedangkan beliau sendiri tidak melaksanakannya? Mengapa beliau membuat peraturan ini dan itu sedang beliau tidak mau melaksanakannya?”

Mungkin bagi anak-anak, terutama siswa SMP, hal ini terkesan tidak adil. Dan ini adalah sebuah tanda tanya besar, bagaimana anak-anak bisa mengerjakan kebaikan kalau kita sendiri tak mau melakukannya? Bagaimana anak-anak mau menuruti perintah kita kalau kita sendiri tidak mau mengerjakannya?

Saudaraku... Tentu ini sangat berkebalikan dengan metode mendidik Rasulullah. Dalam sabdanya yang driwayatkan oleh Ahmad dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Barangsiapa yang mengatakan pada anak kecil, ‘kemarilah aku beri sesuatu’ namun dia tidak memberi, maka itu ada adalah sebuah kedustaan”.

Meski hal ini terkesan remeh, secara tidak langsung kita telah mengajarinya berbohong. Kita telah memberi iming-iming palsu sehingga timbullah kekecewaan yang akan membekas dalam ingatan anak tersebut. Yang suatu saat anak itu akan menirunya dengan mengatakan begini, “Aah dulu ibu pernah menjanjikan saya hadiah. Tapi ternyata bohong. Sekarang kalau aku bohong gak apa-apa kan? Kan ibu dulu juga pernah bohong”. Atau misalkan begini “Aah ustadzah saja pernah telat shalat. Jadi kalau kita telat sesekali juga ga apa-apa kan?”

Dalam buku Prophetic Parenting karya DR. Muhammad Nur Abdul Hafiz dijelaskan bahwa seorang anak akan selalu memperhatikan dan meneladani prilaku orang dewasa. Baik itu orang tuanya, saudaranya atau gurunya. Apabila mereka melihatnya berprilaku jujur, mereka akan tumbuh dalam kejujuran. Demikian seterusnya.

Orang dewasa (khususnya kedua orang tua dan guru) selalu dituntut menjadi suri teladan yang baik. Karena seorang anak yang berada di masa pertumbuhan selalu memperhatikan sikap dan ucapan orang tuanya. Dia juga bertanya sebab mereka berlaku demikian.

Selain itu dalam buku 100 Cara agar Anak Bahagia, Dr. Timothy menjelaskan bahwa anak-anak belajar dengan mengamati. Mereka memperhatikan dan menirukan tingkah laku kita. Untuk itu kita harus menjadi teladan yang baik bagi mereka. Apabila kita ingin kata-kata kita didengar oleh mereka.

Oleh karenanya, kalau dulu kita mengatkan “Lakukan sesuai kataku, bukan seperti perbuatanku” maka mari kita buang jauh-jauh kata-kata itu. Karena perbuatan jauh lebih menancap dari perkataan. Anak didik kita akan cenderung meniru perbuatan kita daripada apa yang kita katakan. Sehingga dari situ kita dapat berkaca “Sepeti apakah diri kita?”. Karena anak kita atau anak didik kita adalah cerminan diri kita.

Semoga ini menjadi bahan evaluasi bagi kita...

Wallahu a’lam bish shawab. [Ukhtu Emil]

Jumat, 15 November 2013

Bagaimana Menjadi Mar’atush Shalihah?

Rubrik: Wanita | Oleh: Wita Wahidah - 30/09/13 | 17:18 | 25 Dhul-Qadah 1434 H
Ilustrasi. (Foto: Arief Santras. Model: Nika Annika)
Ilustrasi. (Foto: Arief Santras. Model: Nika Annika)
dakwatuna.com - Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Sahabat dakwatuna, apa sih mar’atush shalihah itu?
Mar’atush shalihah adalah wanita shalihah. Kita sebagai perempuan, betapa indahnya jika tidak hanya menjadi sekadar wanita, bukan? Tetapi mampu memiliki julukan yang indah yaitu perempuan shalihah. Allah SWT sudah menciptakan wanita dengan begitu istimewanya, dengan berbagai anugerah yang hanya Allah berikan kepada kaum wanita. Contoh kecilnya saja, wanita diberikan rahim. Dengan rahim tersebut kita sungguh telah istimewa, namun kita bisa lebih istimewa ketika kita menjadi wanita yang shalihah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash –radhiallahu’anhuma- bahwa beliau Shallallahu’alaihi Wa Sallam bersabda :
Dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan itu adalah seorang wanita shalihah.
Lalu bagaimana karakteristik wanita shalihah itu? Sebenarnya ada banyak sekali faktor/aspek yang bisa menjadi indikator seorang wanita disebut shalihah, berikut ada beberapa ciri-ciri inti yang bisa kita lakukan dengan kesungguhan hati untuk meraih Ridha Ilahi dengan jalan menjadi wanita shalihah, di antaranya:
1. Muslimah (yang berserah/berpasrah diri kepada Allah SWT)
“Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad) katakanlah, “Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.” Dan katakanlah kepada orang-orang yang diberi Kitab dan kepada orang-orang yang  buta huruf, “Sudahkah kamu masuk Islam?” jika mereka masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Ali Imran: 20).
Ciri pertama sebagai dasar kita untuk menjadi wanita shalihah yaitu muslimah, yang dapat diartikan berserah diri kepada Allah SWT. Sesungguhnya kita sebenarnya sudah mengantongi ciri pertama ini, mengapa demikian? Karena ketika kita shalat dan membaca doa iftitah, di sini jelas ikrar kita kepada Allah yaitu sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam. Namun, itu semua tidak cukup dengan ucapan. Yang perlu kita lakukan adalah dalam prakteknya, selalu berserah diri kepada-Nya, semua urusan-urusan hidup dan mati kita hendaknya kita serahkan semua pada Allah. Dialah yang Maha Mengatur, semua teks skenario sudah Allah berikan untuk kita, kita hanya memainkan peran dengan berupaya sebaik-baiknya. Bukankah semua yang terjadi pada diri kita, telah Allah tulis jauh-jauh hari sebelum kita berada di dunia ini?
2. Mukminah (orang yang beriman)
“Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik. Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang ghaib, tetapi akan memilih siapa yang Dia kehendaki di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Jika kamu beriman dan bertakwa, maka kamu akan mendapat pahala yang besar.” (Q.S. Ali Imran: 179).
Wanita yang percaya dan berusaha benar-benar mengimani rukun iman, insya Allah ia akan menjadi perhiasan yang terindah itu.
3. Qonitat (taat)
“Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surge-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung.” (Q.S. An-Nisa: 13).
Bagi wanita yang belum bersuami, tentunya selain taat kepada Allah dan rasul-Nya, ia juga harus taat kepada kedua orang tuanya, karena ridha mereka adalah ridha Allah. Banyak hal yang bisa dilakukan kita sebagai perempuan untuk taat kepada orang tua, di antaranya senantiasa patuh terhadap mereka, selama itu tidak bertentangan dengan ajaran-Nya. Birrul walidain, adalah hal wajib yang hendaknya kita lakukan, banyak cara untuk taat selama mereka masih hidup, raih ridha Allah dengan banyak berbuat baik kepada orangtua.
Nah, kalau wanita yang sudah menikah, tentunya ridha Allah sudah bukan lagi tergantung ridha orangtua, melainkan tergantung pada ridha suami. Maka dari itu, taatnya wanita yang sudah menikah adalah taat kepada suaminya. Banyak bentuk taat kepada suami, beberapa di antaranya yaitu patuh terhadap apa yang diperintahkan selama masih sesuai dengan agama-Nya, pandai memelihara kehormatan dirinya, dan pandai menjaga harta suaminya. Terlebih jika ia menyejukkan hati jika dipandang suaminya. Sungguh Allah memberikan banyak sekali jalan untuk kita meraih surga-Nya.
4. Sabar
“Sungguh pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka; sungguh mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” (Q.S. Al-Mu’minun: 111)
Sabar menurut bahasa adalah melarang dan menahan, namun menurut syar’i adalah menahan diri dari keluh kesah, Menahan lidah untuk tidak mengeluh, dan mengekang tubuh untuk tidak berbuat zhalim. Sabar juga merupakan kekuatan hati atau jiwa yang dapat memperbaiki kualitas diri dan perilaku pemiliknya. Untuk menjadi wanita shalihah, berkeluh kesah kepada Allah adalah hal yang dianjurkan, karena hanya kepada Dia tempat mengadukan segala urusan, baik itu berupa kesenangan, maupun keluhan. Dialah pemilik hati, Dia yang mampu memberikan kekuatan serta kesabaran saat kita sedang dilanda cobaan. Sabar terbagi dalam tiga bagian, yakni sabar dalam melaksanakan perintah Allah, hingga ditunaikannya dengan sempurna, sabar dalam menjauhi larangan Allah hingga tidak melakukannya, serta sabar dalam menghadapi kesusahan hingga tidak berkeluh kesah.
Sabar itu tidak hanya ketika kita mendapat masalah atau cobaan, namun ketika kita berdakwah pun butuh sekali yang namanya kesabaran, karena Rasulullah dan para sahabat terdahulu sangat sabar dalam syiar agama Islam, dan jika sabar itu tidak ada dalam diri para pendakwah, maka dakwah tidak akan mampu tersebar luas, dan Islam akan sulit berjaya.
5. Khosyi’ah (khusyu’ atau tunduk)
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan mereka akan kembali kepada-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah: 45-46).
Menjadi mar’atush shalihah, hendaknya khusyu’ dalam tiap ibadah yang dikerjakan, sungguh-sungguh serta tunduk. Berkeyakinan bahwa Allah SWT selalu mengawasi dalam tiap ibadah kita, terutama ketika sedang shalat. Apabila hati telah khusyu’ maka anggota badan akan mengikuti kekhusyu’an itu. Khusyu’ bisa juga diartikan fokus, benar-benar merasakan kehadiran Allah SWT, sehingga akan timbul ketenangan dan ketenteraman pada hati.
6. Mutashoddiqoh (orang yang menginfakkan harta di jalan Allah)
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 261).
Ini salah satu perbedaan antara wanita biasa, dengan wanita shalihah J mengapa?
Karena biasanya seorang wanita cenderung senang membelanjakan hartanya, baik itu untuk kebutuhannya sehari-hari maupun untuk memuaskan hasrat belanjanya. Terlebih jika wanita yang sudah berumah tangga, harta yang didapat dari suaminya sudah semestinya dia pergunakan dengan sebaik-baiknya. Untuk kebutuhan rumah, kebutuhan pribadi, dll. Semua itu tidak salah, asalkan tetap dalam tahap wajar dan tidak termasuk dalam pemborosan. Namun, ada satu hal istimewa dari seorang wanita yang shalihah, yaitu ia senantiasa membelanjakan hartanya untuk agama Allah, seperti untuk kepentingan dakwah di jalan Allah.
Berinfak di waktu lapang maupun sempit, merupakan keunggulan dari wanita shalihah, meskipun ia sedang dalam kesulitan, tetapi ia tak ragu untuk memberikan hartanya kepada yang membutuhkan. Anjuran untuk berinfak di waktu lapang, yaitu salah satunya untuk menghilangkan dari perasaan cinta terhadap harta. Sedangkan berinfak di waktu sempit, adalah untuk menumbuhkan sikap suka memberi daripada diberi. Sebenarnya sesulit apapun kondisi manusia, ia tetap dapat memberikan sesuatu di jalan Allah, tidak hanya dengan harta, melainkan dengan jiwa, raga, tenaga, pikiran serta hati yang dapat digunakan untuk agama Allah.
7. Berpuasa
“Aku pernah mendatangi Rasulullah seraya berkata: Perintahkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan aku ke Surga. Beliau menjawab: Hendaknya kamu berpuasa, karena puasa itu merupakan amalan yang tiada tandingannya. Kemudian aku mendatangi beliau untuk kedua kalinya dan beliau pun berkata dengan nasihat yang sama.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Hakim).
Hendaknya wanita muslimah mengetahui bahwa puasa itu mengajarkan kesabaran serta menambah keimanan. Juga mengajarkan pengendalian diri dan tingkah laku yang baik.
Selain puasa Ramadhan, wanita muslimah juga dianjurkan untuk berpuasa sunnah, seperti puasa senin kamis, di hari Arafah, hari Asyura’, enam hari di bulan Syawal, puasa di bulan Sya’ban, pada bulan Muharram, dll. Wanita yang rajin berpuasa, insya Allah akan mendapat keistimewaan yaitu masuk Surga melalui pintu yang bernama Ar-Rayyan.
Untuk wanita yang telah menikah, sebaiknya terlebih dahulu meminta izin kepada suami ketika ingin berpuasa sunnah. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW:
“Janganlah seorang wanita berpuasa pada suatu hari, ketika sang suami berada di sisinya, melainkan dengan izinnya. Kecuali pada bulan Ramadhan.” (Muttafaq Alaih).
8. Menjaga kesucian diri
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaknya mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya . . .” (Q.S. An-Nuur: 31).
Wanita yang ingin menjadi wanita shalihah, hendaknya ia senantiasa memelihara kesucian dirinya, menjaga kemaluannya, dan menutup aurat sesuai syariat. Jadikan diri wanita shalihah adalah sebagai perhiasan yang terindah. Ia sangat berharga, senantiasa belajar dan berusaha untuk menjaga dirinya agar tidak ternoda oleh hal-hal yang diharamkan.
Mengapa Allah begitu tekankan masalah aurat wanita? Karena aurat wanita adalah hal yang sering dianggap sepele oleh kita para wanita. Padahal justru menutup aurat itu adalah wajib hukumnya.
9. Gemar berdzikir
“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Q.S. Al-Ahzab: 41-42).
Mengingat Allah membuat hati menjadi tenang, mengapa? Sebab dengan kita banyak mengingat Allah di setiap waktu, maka setiap langkah, ucapan dan perbuatan akan senantiasa berpedoman dengan ajaran Allah, dan sungguh dosa yang kita perbuat menjadikan hati senantiasa gelisah. Maka dengan mengingat Allah, kita akan bersabar untuk tidak melakukan maksiat, sehingga hati akan selalu tenang dan damai.
Salah satu cara ampuh untuk selalu mengingat-Nya yaitu dengan mengingat kematian. Dengan cara ini, seseorang akan setiap waktu ingat dengan Allah, ingat dengan akhirat, ingat bahwa kapan saja Allah akan memanggil kita. Sehingga kita ingin banyak berbuat kebaikan, serta berusaha menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan.
Ingat Allah ketika lapang maupun sempit, ketika sedang gembira maupun sedih, ketika sedang dalam kemudahan maupun kesulitan. Ingatlah Allah, maka Allah akan mengingat kita.
Itulah beberapa ciri-ciri mar’atush shalihah yang bisa kita lakukan agar kita bisa menjadi wanita yang shalihah. Sungguh wanita shalihah itu bagaikan perhiasan yang terindah, dan perhiasan itu tidak akan dihasilkan dengan mudah, tidak akan didapat di sembarang tempat. Ia sudah ditempa, dibentuk sedemikian rupa agar bisa menjadi perhiasan yang benar-benar indah.
Menjadi wanita shalihah tidaklah mudah, namun juga tidaklah sulit, dengan kita bersungguh-sungguh berupaya meraihnya, maka dengan itu kita sudah istimewa.
Semoga saya, sahabat dakwatuna, dan wanita di manapun yang saat ini sedang berusaha belajar untuk menjadi wanita yang shalihah, yang mau memperbaiki dirinya menjadi wanita shalihah di akhir zaman, senantiasa diluruskan niatnya oleh Allah SWT, diampuni dosa-dosanya, dan mendapat ridha-Nya. Aamiin Ya Rabb.
Wallahu a’lam bisshawab.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/09/30/39981/bagaimana-menjadi-maratush-shalihah/#ixzz2km5sLMRR
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Al-Jazari, Perintis Teknologi Robotika

Rubrik: Pengetahuan, Teknologi | Oleh: Heraldo Yanindra P - 14/11/13 | 22:19 | 10 Muharram 1435 H
Al-Jazari, atau Ibnu Ismail Al-Jazari, atau Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. (muslimheritage.com)
Al-Jazari, atau Ibnu Ismail Al-Jazari, atau Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. (muslimheritage.com)
dakwatuna.com – Pernah menonton film RoboCop, Wall-E, Transformers, dan film-film robot yang lain? Beberapa film tersebut mengangkat robot sebagai pemeran utamanya, dan itu hanya sebagian kecil dari banyaknya film robot yang telah dibuat untuk menunjukkan bahwa di masa depan manusia akan hidup berdampingan dengan produk teknologi yang berkembang pesat. Robot merupakan alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, atau menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dahulu, dan tidak dipungkiri lagi, teknologi robot sudah banyak digunakan oleh banyak manusia untuk kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Hal ini diperkuat dengan semakin banyaknya penemuan-penemuan berbasis robotika yang diciptakan oleh inovator-inovator muda dewasa ini.
Sejarah mengenalkan Leonardo da Vinci sebagai perintis teknologi robot atas penemuannya pada tahun 1478, namun itu pun masih hanya dalam bentuk desain di atas kertas. Namun, sebenarnya di awal abad ke-13 M, seorang insinyur yang sangat Al-Jazari, sudah berhasil merancang dan menciptakan aneka bentuk robot pada awal abad ke-13 M. Atas dasar itulah, masyarakat sains modern menjulukinya sebagai ”Bapak Robot”. Dari sini kita tahu bahwa Peradaban Islam sudah lebih maju tiga abad dalam teknologi robotika dibandingkan peradaban Barat saat itu. Ibnu Ismail Al-Jazari, lahir di Al-Jazira, tepatnya di antara wilayah Sungai Tigris dan Efrat. Nama lengkapnya Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, pada abad ke-12. Seperti ayahnya ia bekerja pada raja-raja dinasti Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari tahun 1174 sampai tahun 1200 sebagai ahli teknik. Di masanya, Al Jazari telah mampu menciptakan robot manusia (humanoid) yang bisa diprogram. Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. Adapun mesin robot yang diciptakan Al-Jazari kala itu berbentuk sebuah perahu terapung di sebuah danau yang ditumpangi empat robot pemain musik; dua penabuh drum, satu pemetik harpa, dan peniup seruling. Robot ini diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam suatu acara jamuan minum. Sebagai robot pemain musik, tentu saja mereka pun ahli menghasilkan suara musik yang indah. Misalnya saja, robot penabuh drum dapat memainkan beragam irama yang berbeda-beda. Jadi, robot itu pun bermain musik seperti manusia sungguhan!
Robot pemain musik karya Al-Jazari (id.wikipedia.org)
Robot pemain musik karya Al-Jazari (id.wikipedia.org)
Penemuan penting lainnya di era kejayaan Islam yang tak kalah menarik adalah pencuci tangan otomatis dengan mekanisme pengurasan. Mekanisme yang dikembangkan Al-Jazari itu, kini digunakan dalam sistem kerja toilet modern. Robot pencuci tangan otomatis itu berbentuk seorang wanita yang berdiri dengan sebuah baskom berisi air. Ketika seorang pengguna menahan tuas, air akan mengering dan robot wanita itu akan kembali mengisi baskom dengan air. Sistem pencuci tangan yang dikembangkan Al Jazari itu juga digunakan saat ini dalam sistem kerja toilet modern.
Pencuci tangan otomatis (id.wikipedia.org)
Pencuci tangan otomatis (id.wikipedia.org)
Teknologi robotika yang dikembangkan Al-Jazari mencapai 50 jenis dan semuanya ditulis dan digambarkan dalam kitabnya yang sangat legendaris, Al-Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi Fi Sinat ‘at al-Hiyal (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices). Karyanya ini berisi tentang teori dan praktik mekanik. Dalam kitab itu juga, Al-Jazari membeberkan secara detail beragam hal terkait mekanika. Tulisan Al-Jazari juga dianggap unik karena memberikan gambaran yang begitu detail dan jelas. Karyanya juga dianggap sebagai sebuah manuskrip terkenal di dunia, yang dianggap sebagai teks penting untuk mempelajari sejarah teknologi. Isi kitabnya pun diilustrasikan dengan miniatur yang menakjubkan. Karena kontribusinya di bidang teknologi, pada abad ke-13 Al-Jazari mendapatkan gelar Ra’is Al-A’mal, sebuah gelar yang saat itu disematkan untuk para Insinyur dan Ahli Teknik di peradaban Islam. Tak heran, jika nama lengkap sang insinyur fenomenal itu adalah Al-Shaykh Rais al-Amal Badi al-Zaman Abu al-Izz ibn Ismail ibn al-Razzaz al-Jazari. Sedangkan titel Badi al-Zaman dan Al-Shaykh yang disandangnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang ilmuwan yang unik, tak tertandingi kehebatannya, menguasai ilmu yang tinggi, serta bermartabat.
Dengan karyanya ini pulalah, ilmuwan dan ahli teknik Muslim ini telah membawa masyarakat Islam pada abad ke-12 pada kejayaan. Al-Jazari memberikan kontribusi yang penting bagi dunia ilmu pengetahuan dan masyarakat. Terutama bagi sarjana teknik dari belahan negara Barat. Seorang ahli teknik Inggris, Donald Hill dengan bukunya yang berjudul Studies in Medieval Islamic Technology, begitu kagum dengan pencapaian Al Jazari. Ia berpendapat, ”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin.” Salah satu karya Al-Jazari yang membuat Donald Hill kagum adalah jam gajah dengan cara kerjanya dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara otomatis sistem mekanis, yang dalam interval tertentu akan memberikan suara simbal dan burung berkicau. Replika jam gajah dapat dilihat saat ini di London Science Museum. Ketertarikan Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam abad setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya.
Jam gajah karya Al-Jazari (picasaweb.google.com/revswain)
Jam gajah karya Al-Jazari (picasaweb.google.com/revswain)
Khatimah
Kontribusi ilmuwan Muslim di bidang teknik di saat itu telah membuat peradaban Islam semakin maju dan mandiri di seluruh aspek kehidupan. Penemuan-penemuan mengagumkan saat itu seharusnya membuat kita semakin termotivasi untuk selalu berkarya, mengingat pada waktu dewasa ini, banyak sekali innovator muda yang mencoba membuat alat berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk menciptakan kemudahan dalam segala aspek. Mulai dari transportasi, kehidupan rumah tangga bahkan sampai ke aspek ibadah. Jelas prestasi ini patut kita banggakan dan dijadikan cermin untuk meraih kemajuan di bidang IPTEK. Tentunya kemajuan yang dicapai di saat peradaban Islam itu berdiri kembali. (HYP)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/14/42189/al-jazari-perintis-teknologi-robotika/#ixzz2km2fizRH
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Senin, 11 November 2013

Makanan Cerdas Pemuda Islam

Rubrik: Kesehatan | Oleh: Haryo P - 14/06/12 | 11:30 | 24 Rajab 1433 H
Ilustrasi (inet)
dakwatuna.com – Syabab (pemuda) Islam di zaman ini dituntut untuk bisa melakukan berbagai hal. Mulai dari berdakwah, belajar ilmu duniawi dan juga berorganisasi. Ketiganya adalah hal yang penting dan juga urgen (segera) harus dipenuhi untuk menyokong dakwah Islam di bumi Indonesia tercinta ini.
Untuk itulah, sudah selayaknya para pemuda selalu mempersiapkan diri mereka supaya dapat melakukan ketiga hal tersebut dengan sebaik mungkin, dan salah satu persiapan yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan kesehatan otak kita, di mana organ otak merupakan alat bantu utama kita untuk dapat belajar tentang Islam, memikirkan strategi dakwah, dan juga mengais maisyah untuk anak istri dan perjuangan Islam yang mulia. Jika daya pikir kita lemah, lemah juga kemampuan kita.
Untuk meningkatkan daya pikir otak kita sendiri, tidaklah susah. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, mulai dari latihan otak, hingga makanan untuk otak. Akan tetapi karena memang keahlian saya di bidang yang terakhir, maka saya akan lebih memfokuskan untuk membahas makanan untuk otak.
Mikro Nutrien: Peningkat Kemampuan Otak
Salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh otak supaya dapat bekerja dengan maksimal adalah dengan memenuhi kebutuhan mikro nutrien (micronutrient) yang dibutuhkan oleh otak.
Mikro nutrien yang dibutuhkan salah satunya adalah iodine, yang membantu untuk menghantarkan oksigen dalam bentuk terbaiknya kepada otak. Kita para pemuda muslim dapat menemukan mikro nutrien iodine ini di dalam ikan yang mengandung banyak minyak.
Mikro nutrien lainnya yang perlu untuk dipenuhi adalah vitamin C. Vitamin C selain dapat membantu untuk menjaga kesehatan tubuh secara umum, diketahui juga dapat membantu untuk menambah agilitas mental. Para pemuda muslim dapat menemukannya di dalam buah jeruk dan kiwi.
Selain itu, ada baiknya juga untuk mengkonsumsi vitamin K dalam jumlah yang cukup. Vitamin K diketahui dapat meningkatkan kemampuan kognitif kiga dan juga meningkatkan kekuatan otak. Vitamin K banyak ditemui di dalam brokoli dan juga Telur.
Anti Oksidan: Penjaga Otak
Oksigen dalam berbagai bentuknya akan dapat bermanfaat ataupun berbahaya bagi otak manusia. Dalam struktur dan kondisi kimia yang ekstrim, oksidasi dari oksigen bebas dapat merusak sel dan menjadikannya terkena kanker.
Di sinilah pentingnya anti oksidan, di mana dia bekerja sebagai tameng untuk tubuh, terutama untuk bagian organ otak yang banyak berisikan berbagai data dan syaraf penting untuk tubuh. Pemuda muslim yang tidak menjaga kesehatan otaknya dengan mengkonsumsi anti oksidan dalam jumlah yang cukup berisiko besar untuk terkena penyakit mental dan syaraf seperti Parkinson.
Untuk menambah jumlah asupan anti oksidan di dalam tubuh para pemuda muslim, ada baiknya untuk memperbanyak makan tomat (buah yang kaya lycopene, sejenis anti oksidan yang kuat). Dan khusus untuk otak, sangat disarankan untuk memperbanyak memakan sayuran hijau, sayur, nasi merah dan juga gandum serta kacang karena banyak mengandung vitamin E (anti oksidan yang bermanfaat untuk mencegah kepikunan).
Fats: Builders and Insulators
Lemak: Insulator dan Pembangun Otak
Jika kita mendengar kata lemak biasanya yang terbayang di dalam benak kita hanyalah yang negatifnya, padahal lemak tidak semuanya buruk. Sebagiannya dibutuhkan oleh otak untuk dapat beroperasi secara baik dan optimal. Sebagai contohnya adalah myelin di dalam otak yang berfungsi menghubungkan aliran listrik di dalam otak, 70% dari myelin merupakan lemak. Jadi lemak tidak perlu ditakutkan, akan tetapi pilihlah yang memang diperlukan oleh otak.
Ada dua jenis asam lemak esensial yang diperlukan oleh otak, yang pertama adalah asam alfa-linoleat, yang merupakan bagian dari Omega-3. Kita dapat menemukan banyak dari asam ini pada sayuran hijau dan pada sayuran laut.
Yang kedua adalah asam linoleat, yang merupakan bagian dari Omega-6. Kita dapat menemukan jenis asam lemak yang satu ini pada bunga minyak bunga matahari dan juga minyak wijen.
Asam Amino dari Protein: Penyusun Sel Utama
Untuk menyusun berbagai sel di dalam otak diperlukan berbagai asam amino yang banyak, yang bisa kita dapatkan dari protein. Pada akhirnya di dalam tubuh berbagai asam amino akan disintesa menjadi berbagai jenis protein yang berbeda, dan akan menjadi bahan baku bagi pembuatan sel. Jadi akan sangat baik jika kita para pemuda muslim selalu menjaga asupan protein di dalam tubuh kita selalu cukup, sekira 50-60 gram/hari.
Untuk protein, kita bisa mendapatkannya dari berbagai jenis daging, telur dan berbagai kacang-kacangan. Akan lebih baik jika sumbernya bervariasi, tidak hanya dari protein hewani, akan tetapi diperbanyak juga dari sumber protein nabati.
Glukosa: Bahan Bakar Sel
Terakhir, yang perlu kita penuhi untuk memiliki kesehatan otak yang prima adalah kebutuhan Glukosa dalam tubuh. Untuk yang satu ini, kita harus menyuplainya secara terus-menerus sebab neuron-neuron di dalam tubuh kita tidak dapat menyimpan glukosa sendiri.
Sumber yang baik untuk glukosa adalah berbagai jenis gandum utuh seperti sereal, roti gandum utuh, pasta gandum utuh, mie gandum utuh dan sejenisnya. Sedangkan sumber lainnya yang dapat dijadikan andalan adalah buah, nasi dan juga sayuran, serta berbagai makanan yang memiliki rasa manis.
Penutup
Demikian penjelasan singkat mengenai apa saja makanan cerdas yang perlu untuk dikonsumsi oleh para pemuda dan pemudi muslim, supaya memiliki daya pikir yang prima. Semoga bermanfaat dan semoga membantu untuk terwujudnya izzul Islam wal Muslimin.

Referensi
BBC Good Food, bbcgoodfood.com/content/wellbeing/features/boost-brainpower/3/
The Franklin Institute, fi.edu/learn/brain/pyramid.html
National Institute of Health, nccam.nih.gov/health/antioxidants/

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/06/14/21079/makanan-cerdas-pemuda-islam/#ixzz2kOUAtGDz
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Berburu Berkah di Bulan Muharram

Rubrik: Artikel Lepas | Oleh: M Husnaini - 11/11/13 | 21:47 | 07 Muharram 1435 H
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)
dakwatuna.com – Muharram termasuk salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah, selain Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Rajab. Dalilnya sudah jelas, sebagaimana dituturkan Allah dalam Al-Quran.
Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat Bulan Haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS At-Taubah/9: 36).
Kenapa disebut Bulan Haram? Ibnu Muhammad Al-Jauzi dalam kitab ‘Zad Al-Masir fi Ilm At-Tafsir’ menjelaskan, dinamakan Bulan Haram karena dalam empat bulan itu diharamkan pembunuhan atau peperangan, sebagaimana juga diyakini kaum Jahiliah sebelum Islam datang di bumi Mekah. Selain itu, karena pahala kebaikan di Bulan Haram akan dilipatkan dan demikian pula dosa keburukan.
Kendati demikian, bukan berarti bulan-bulan di luar Bulan Haram tidak mulia. Seperti Ramadhan, jelas bulan penuh kasih sayang, pengampunan, dan keberkahan. Umat Islam jangan lagi terjebak kepada pemahaman dangkal, sebagaimana ketika memahami keutamaan surat atau ayat Al-Quran tertentu. Dipersepsi, misalnya, hanya surat Yasin yang memiliki keutamaan dahsyat. Muncullah tradisi Yasinan, sementara tidak pernah ada tradisi Al-Fatihahan, Al-Baqarahan, Ali Imranan, An-Nisaan.
Penting juga dicatat, sebagian kalangan beranggapan bahwa orang yang paling berjasa dalam menetapkan kalender Hijriah sebagai identitas penanggalan Islam adalah Umar bin Khattab. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Imam As-Suyuti mengungkapkan fakta lain. Menurut murid dari ulama kenamaan bermazhab Hanafi, Taqiyuddin As-Subki, itu ternyata Umar bin Khattab bukan sosok pertama yang menyerukan penggunaan kalender Hijriah. Ibnu Asakir dan Ibnu Shalah membenarkan pendapat ini.
Berdasarkan riwayat yang paling kuat, Rasulullah pernah berkirim surat kepada umat Nasrani di Najran. Dalam surat itu, Rasulullah memerintahkan Ali bin Abu Thalib supaya menuliskan kalimat, “Surat ini ditulis pada hari kelima sejak hijrah”. Karena itu, menurut As-Suyuti, ketika Umar bin Khattab hendak menetapkan sistem kalender Islam, dia mengumpulkan para sahabat dan meminta saran mereka. Peristiwa itu terjadi ketika pemerintahan Umar bin Khattab berjalan dua setengah tahun. Setelah mendapatkan masukan, dia lantas memilih pendapat Ali bin Abu Thalib bahwa acuannya ialah peristiwa hijrah. Dengan kata lain, kalender Hijriah memang baru digunakan secara resmi di masa Khalifah Umar bin Khattab, tetapi ide dan penetapannya berasal dari Rasulullah sendiri.
Nama Hijriah jelas mengacu pada peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah. Ada hikmah besar di balik peristiwa itu. Kalender Hijriah bukan penanggalan biasa. Lebih dari itu, kalender yang dimulai dengan Muharram itu merupakan sebuah identitas dan jati diri umat Islam. Dipilihnya Hijriah sebagai nama kalender Islam, lantaran peristiwa hijrah itulah tonggak peradaban Islam. Hijrah merupakan torehan sejarah yang berhasil meletakkan garis tegas antara hak dan batil.
Kenapa Muharram dipilih sebagai permulaan bulan, padahal hijrah terjadi di bulan Rabiul Awal? Para ulama lalu mengemukakan alasan, karena pada bulan Muharram jamaah haji pulang dari Tanah Suci Mekah ke kampung halaman. Dari segi kronologi hijrah, Muharram juga dinilai sebagai embrio hijrah. Sebab, Rasulullah telah bertekad untuk hijrah dari Mekah ke Madinah sejak bulan Muharram.
Sangat disayangkan kalau masih ada kepercayaan berbau takhayul dan khurafat. Umat Islam jangan lagi memiliki kepercayaan bahwa menikah pada bulan Muharram akan mendatangkan kesialan, seperti kecelakaan, kematian, dan kerugian lain. Muharram bukan bulan kesedihan, demikian juga Syawal dan Safar. Mitos kesialan itu jelas kontraproduktif dengan Al-Quran dan hadits. Menurut riwayat Bukhari, Aisyah dinikahi Rasulullah pada bulan Syawal, pernikahan Ali bin Abu Thalib dengan Fatimah juga disinyalir terjadi di bulan Safar.
Seharusnya kita kembali pada panduan Allah dan Rasulullah. Panduan yang benar dalam memuliakan Muharram adalah dengan berpuasa pada tanggal 10, dikenal dengan istilah puasa Asyura. Rasulullah bersabda, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah pada bulan Allah yang mulia, yaitu Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat tahajud.” (HR Muslim).
Asyura merupakan kewajiban puasa pertama dalam Islam. Baru ketika kewajiban puasa Ramadhan turun, status hukum puasa Asyura berubah menjadi sunah. Hikmahnya, menghapuskan dosa selama setahun yang telah lewat. Simak hadits riwayat Aisyah berikut. “Adalah pada hari Asyura, kaum kafir Quraisy zaman Jahiliah berpuasa. Ketika Rasulullah datang di Madinah, beliau berpuasa dan memerintahkan (sahabat) supaya berpuasa. Maka ketika Allah mewajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa Asyura, maka barang siapa berkenan silakan berpuasa, barang siapa meninggalkan juga silakan.” (HR Bukhari).
Asyura juga diyakini sebagai puasa Nabi Saleh. Pada tanggal 10 Muharram itu, Nabi Musa selamat dari kejaran tentara Firaun, Nabi Yunus keluar dari perut ikan, dan Nabi Nuh selamat dari banjir besar. Karena itu, ketika Rasulullah menyaksikan kaum Yahudi dan Nasrani di Madinah berpuasa pada tanggal itu, beliau kemudian memerintahkan puasa sejak tanggal 9 Muharram atau populer dengan istilah puasa Tasu’a. Alasan beliau ketika itu, supaya tradisi puasa umat Islam tidak menyamai tradisi Yahudi dan Nasrani. Sabda Rasulullah, “Apabila tahun depan, insya Allah kita berpuasa pada tanggal sembilan.” (HR Muslim).
Tetapi, tidak sampai mendapati Muharram di tahun depan, Rasulullah sudah meninggal dunia. Karena itu, puasa tanggal 9 Muharram statusnya sunnah hammiyah alias sunnah yang sudah dicita-citakan Rasulullah tetapi beliau belum sempat melakukan. Ibnu Qayim Al-Jauziyah membuat peringkat terkait puasa di bulan Muharram. Menurutnya, puasa bulan Muharram yang paling utama adalah tanggal 9, 10, 11. Tingkatan di bawahnya adalah puasa tanggal 9 dan 10. Yang terendah, puasa tanggal 10 saja.
Demikian, semoga kita semua dapat memuliakan bulan Muharram dengan rangkaian ibadah sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/11/42016/berburu-berkah-di-bulan-muharram/#ixzz2kORqUQ6Z
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Selasa, 23 April 2013

Menyayangi Anak dan Menciuminya

Rubrik: Pendidikan Keluarga, Syarah Hadits | Oleh: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah - 24/01/11 | 14:00 | 18 Safar 1432 H
Ilustrasi (123rf.com)
1 ـ   عن أنس بن مالك ـ رضي الله عنه ـ قال : أََخَذَ النَبٍي ـ صلى الله عليه وسلم ـ إبراهيم ، فَقَبَّلَهُ وشمَّهُ    رواه البخاري..
dakwatuna.com – Dari Anas bin Malik RA berkata: Rasulullah saw menggendong Ibrahim dan menciuminya. (HR. Al Bukhari)
Ibnu Al Baththal berkata:
يَجوزُ تَقْبِيلَ الوَلَدِ الصغيرِ في كلِّ عَضُّو مِنْهُ ،وكذا الكبيرُ عند أكْثَرُِ العُلَماءِ ، مَالَ لَمْ يَكُنْ عَوْرِةُ ، فلا تُقَبِِلُ عورة الوَلَدِ
Diperbolehkan mencium anak kecil, di semua anggota badannya. Demikian juga orang dewasa –menurut mayoritas ulama-, kecuali auratnya. Maka tidak boleh hukumnya mencium aurat anak.
أخذ النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ إبراهيم
Rasulullah mengambil anaknya –Ibrahim- dari ibunya Mariyah Al Qibthiyah,
فَقَبَّلَه Mencium dengan mulutnya, وَشَمَّهُ mencium dengan hidungnya, sepertinya ia adalah   ُ رِيحانَة:  pengharumnya
Anak-anak itu diciumi serasa parfum – sepertinya. Rasulullah saw menerangkan dua cucunya Al Hasan dan Al Husain, dua putra Fatimah dengan kalimat:
هما ريحانتاي من الدنيا  Keduanya adalah keharumanku di dunia. (HR Al Bukhari dari Ibnu Umar RA)
Kalimat, ريحانتاي من الدنيا berarti bagian parfum duniawiku.
Itulah ciuman yang Rasulullah saw lakukan kepada cucunya, menunjukkan cinta dan kasih sayangnya.
Hadits ini menunjukkan cinta anak dan menciumnya.
2 ـ   عن أبي هريرة ـ رضي الله عنه ـ قال : قبل رسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ الحسن بن عليّ ، وعنده ـ الأقرع بن حابس التميمي ، جالساً ، فقال الأقرع : إن لي عشرة من الولد ما قبلت منهم أحداً ، فنظر إليه رسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ ، ثم قال : ” من لا يرحم لا يرحم “  .رواه البخاري .
Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah saw menciumi Al Hasan bin Ali, di hadapan Al Aqra’ bin Habis At Tamimiy yang sedang duduk. Lalu Al Aqra’ berkata: Sesungguhnya aku memiliki sepuluh anak, dan aku belum pernah menciumi seorang pun. Lalu Rasulullah saw memandanginya dan bersabda: “Barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi” (HR. Al Bukhari)
Penjelasan:
Rasulullah saw mencium Al Hasan bin Ali RA Putra Fathimah RA.
Al Hasan lahir pada tahun 2 (dua) Hijriyah.
Ketika itu Al Aqra’bin Habis At Tamimiy sedang duduk berada di hadapan Rasulullah saw. Ia seorang muallaf, sehingga Islamnya menjadi baik.
Rasulullah saw melihatnya dengan pandangan yang kurang menyenangkan karena ia tidak pernah mencium anaknya.
Kemudian Rasulullah saw bersabda, untuk merubah sikapnya terhadap anak-anaknya, sehingga anaknya merasakan kasih sayangnya dengan menciuminya.
من لا يرحم لا يرحم Barang siapa yang tidak menyayangi maka ia tidak disayangi.
من لا يرحم لا يرحم Huruf ya pertama di baca fathah dan ya’ kedua dibaca dhammah. Boleh juga kedua ya’ dibaca rafa’ (huruf mim dibaca dhammah) dengan menstatuskan kata  “Man” sebagai isim Maushul. Atau keduanya dibaca jazm (mim dibaca sukun/mati) dan kata Man berstatus syarat. Namun pada umumnya para rawi membacanya dengan rafa’.
Jawaban Rasulullah kepada Al Aqra menunjukkan bahwa mencium anak itu bertujuan untuk menunjukkan kasih sayang dan perhatian, bukan kelezatan atau syahwat.
Kata “rahmat” kasih sayang dari sesama makhluk adalah kelembutan hati yang membuat seseorang memuliakan,  dan ihsan (berbuat baik). Rahmat dari sesama makhluk adalah termasuk dalam amal shalih, sedangkan rahmat dari Allah swt adalah balasan atas amal shalih yang dilakukan.
Sesungguhnya orang yang berfikir dan bersemangat untuk membuat kebaikan pada dirinya sendiri akan berusaha agar rasa kasih sayang itu menjadi akhlaq dan kepribadiannya, agar mendapatkan rahmat Allah dan kasih sayang sesama manusia. Barang siapa yang menyayangi ia akan disayangi, dan sebaliknya; barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak disayangi.
Dari hadits di atas dapat disimpulkan antara lain:
  1. Masyru’iyyah (disyariatkannya) mencium anak, dan hal ini adalah sunnah Nabi yang mulia.
  2. Orang yang tidak menyayangi sesama manusia dan makhluk hidup lainnya akan terhalang dari rahmat Allah, dan kasih sayang sesama manusia. Karena balasan itu serupa dengan amalnya.
  3. Orang yang menyayangi orang lain mendapatkan keberuntungan rahmat Allah dan kasih sayang sesama manusia yang akan menjadi penolong di kala sempit dan pembela pada saat yang dibutuhkan.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/01/24/10861/menyayangi-anak-dan-menciuminya/#ixzz2RL0osklz
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Doa untuk Ibu dan Anak

Rubrik: Pendidikan Keluarga | Oleh: Ida Nur Laila - 10/04/13 | 20:30 | 30 Jumada al-Ula 1434 H
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)
dakwatuna.com - Bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan, barangkali mudah untuk mendengarnya, atau mengatakannya. Namun ternyata tidak mudah untuk melakukannya. Atau sekadar menyadarinya.
Seorang tamuku malam ini menitip doa untuk anak lelakinya yang sedang menjadi ujian baginya.
” Mohon doa ya bu, agar dia menjadi anak shalihah, anak yang berbakti dan mau mendengarkan orang tua. Beberapa minggu ini saya sedang suntuk. Masak HP saya diambil….bla…bla…”
Ia curhat dengan mata dan hidung merah menahan tangis. Tangis seorang ibu yang luka hatinya.
” Kalau saya dengar ceramah bu Ida, tidak boleh mengatai anak ini itu, ya saya tahu, saya sadar. Tapi kenyataannya saya juga suka lupa. Kadang saya sumpahi dia. Nek kamu seperti itu sama orang tua, kamu itu mau jadi apa…? Habis gimana bu, dua Hp barunya dibanting hancur. Lalu dia ambil Hp saya. Kartunya dibuang. Dua hari saya minta, tidak diberikan bilangnya sudah di buang. Kan saya jadi dongkol…”
Panjang lebar cerita hal ihwal si anak. Setelah tahu sebagian masalahnya, aku sampai pada kesimpulan:
” Ibu, saya bantu dengan doa di tanah suci.
Tapi ibu bantu dengan berubah sikap agar doanya membawa hasil.
Pertama, ibu tidak boleh membandingkan dia dengan kakaknya. Sesungguhnya ia punya perasaan yang halus seperti namanya. Jadi dia mudah tersinggung dan sakit hati jika dibandingkan dengan kakaknya. Ibu jangan lagi memuji atau menyebut nama kakaknya di depannya.
Kedua, ibu ikhlaskan semua kebaikan ibu padanya, jangan diundat-undat (disebut-sebut). Bersihkan hati ibu dari rasa jengkel dan dongkol padanya. Isi dengan rasa cinta dan sayang. Karena selama ibu dongkol padanya, dia juga dongkol pada ibu. Jika ibu menyayangi dia, insya Allah akan berbalas sayang.
Ketiga, jangan menyumpahi dia dengan kata-kata keburukan. Jika ibu sedang dikasari atau dia bersikap tidak baik pada ibu, sumpahi dia dengan kebaikan. Katakan saja: apapun yang kamu lakukan, ibu tetap sayang kamu, ibu doakan kamu jadi anak shalih, sugih, sukses, mikul duwur mendem jero sama orang tua.
Jika ibu mau lakukan tiga hal ini terus, sebulan lagi insya Allah ibu akan melihat perubahan sikap anak ibu…”
Saya kenal ibu ini, orang yang banyak bicara dan juga suka mengomeli anaknya.
Saya yakinkan bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan. Jadi ibunya yang harus memulai dengan membuang semua sikap negatifnya jika mengingini anak menjadi lebih baik.
Kupikir ajaib juga ya jika berdoa di tanah suci, di tempat yang mustajab, terus terjadi perubahan yang drastis pada yang didoakan.
Hmm semoga memang demikian. Bukankah Allah Maha Mengabulkan doa.
Namun upaya manusiawi jika tidak dilakukan….mungkin akan tertunda pengabulannya.
Maka untuk semua ibu yang minta didoakan untuk kebaikan anaknya, sedangkan anaknya sedang menjadi ujian baginya, pertama saya akan doakan ibunya dulu. Agar ibunya menyadari kesalahannya, bertaubat dan memperbaiki sikap kepada anaknya. Barulah saya doakan untuk kebaikan anaknya. Karena seringkali titipan doanya adalah agar anaknya diberi kesadaran, kebaikan, mau jadi anak shalih yang berbakti….tapi ibunya lupa minta didoakan agar menjadi ibu yang baik….
Hmm saya sendiri, akan berdoa agar saya diberi petunjuk dan istiqamah untuk menjadi ibu yang baik. Barulah saya mendoakan anak saya menjadi anak-anak yang baik.
Saya berdoa agar saya menjadi anak yang berbakti pada ibu saya dan ibu mertua saya, barulah saya akan memohon anak saya berbakti kepada saya.
Kira-kira begitu ya untuk semua yang titip doa.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/04/10/30984/doa-untuk-ibu-dan-anak/#ixzz2RKzwlOcp
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Kamis, 14 Maret 2013

Wawancara Calon Wali PSDB


 " Monggo Bu, silakan di baca...(Al-Qur'an nya)." Ustadzah Ani mempersilahkan ibu Novrida untuk membaca Al Qur'an. Beliau adalah salah satu calon wali murid di KB- TKIT Anak Sholeh yang berlangsung di KB-TKIT Anak Sholeh Selasa tanggal 12 Maret kemarin. Beliau mendaftarkan putra ketiga nya, Adya di TK dan Annet di KB. "Aduuuhhh Ust saya kok grogi ya...,deg-deg an. Besok di terima enggak ya??" Kata Beliau kepada Ustdzah Rina di sela- sela wawancara.
Panitia PSDB Anak Sholeh memilih hari libur nasional agar calon wali murid bisa hadir semua.




 Ustadzah Rina mengawali sesi wawancara dengan calon wali dengan mencocokkan data yang di tulis wali "Salman Al-Farisi panggilannya Mas Faris...."




 Ustadzah Ika  juga ikut andil mewawancari calon wali di ruang yang berbeda, di sentra peran. Meskipun awal mulanya banyak malu- malu tapi setelah waktu berlalu mengalir saja dan terasa seperti sudah deket saja.



 " Ini nanti jadwalnya mengikuti yang telah kita susun Bu...." Ustadzah Warti menjelaskan.




 " Selamat datang di KB-TKIT Anak Sholeh...." Ustadzah Retno menyambut kehadiran calon wali.






 Sementara itu di ruang Kelompok bermain ada Ustadzah Widi, Ustadzah Harti dan Ustadzah Wanti.







Ustadzah Harti serius menanyakan tentang penanganan anak ketika di rumah.



Ini foto paling ekspresif di antara foto yang lain. Siapa ya yang sedang di wawancarai oleh Ustadzah Widi ini??



Ustadzah Wanti di bantu Mbak Rahma, "Tahu informasi Anak Sholeh dari mana nggeh Bu??"

Jadwal yang akan segera menyusul adalah observasi anak yang akan di laksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 Maret 2013 pukul 08.00 WIB. Mohon kerjasama Bapak Ibu agar Ananda bisa hadir tepat waktu dan acaranya lancar.

Rabu, 13 Maret 2013

Alhamdulillah Anakku Nakal.....

Inilah acara yang mengawali rangkaian kegiatan Anak Sholeh Expo. Parenting School dengan tema "Menikmati Kenakalan Anak" bersama  Ustadz Harman ini di laksanakan pada hari Sabtu tanggal 9 Maret 2013 di Masjid Anak Sholeh. Acara ini di persembahkan untuk para wali murid KB-TK-SDIT Anak Sholeh dan tamu undangan perwakilan wali dari TK yang akan di kunjungi oleh tim Road Show Anak Sholeh Expo.

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan di sisi Alloh pahala yang besar."(QS.At-Taghabun 15).

Anak nakal adalah paradigma yang salah dari orang tua. Hanya karena anak punya kebiasaan yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua, anak di katakan nakal.

Misalnya anak yang suka main terus di cap nakal oleh orang tuanya. Sedangkan bermain adalah hadiah alam yang berharga bagi putra-putri kita. Ia merupakan alat canggih yang memungkinkan seorang anak untuk masuk ke dalam sebuah kegiatan yang paling serius, penting dan paling mengundang minat.

Anak di anggap nakal karena sering berantem dengan anak tetangga. Berantem adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah/ persoalan di dalam interaksinya. Kenakalan anak yang demikian ini seharusnya tidak menjadikan orang tua susah karena anak belajar nakal dari orang tuanya. Anak yang nakal bukanlah di lahirkan tapi di ciptakan. Ia mewujudkan imajinasinya menjadi kenyataan.

Oleh karena itu sebagai orang tua kita harus lebih bijak dan sabar dalam menghadapi anak yang nakal. Semakin orang tua tidak sabar dan emosional maka anak menjadi semakin nakal dan semakin tidak terarah.

Ustadz Harman juga menjelaskan tentang berbagai macam kenakalan sesuai dengan apa yang di lakukannya. Kenakaln Eksploratif yaitu untuk yang suka corat- coret tembok, menyobek buku / kertas, menyiksa binatang, merusak mainan dan masih banyak contoh lagi

Untuk anak yang suka menggigit/ memukul, egois, tidak suka berbagi maka ia termasuk anak yang kenakalannya semu.

Kenakalan habitual contohnya anak yang suka berkata kotor, suka membantah, kecanduan televisi, suku merengek, suka jajan dan masih banyak lagi.

Sedangkan yang termasuk kenakalan sejati adalah anak yang bangga dengan mencontek, mencuri, suka bohong, merokok. Tentunya semua masih bisa berubah menjadi baik kalau orang tua bijak dalam menyikapi dan mau mengarahkan kebiasaan anak tersebut.

Ubahlah paradigma anak nakal menjadi yang baik. Anak nakal bukanlah masalah tapi adalah khasanah ilmu bagi orang tua, agar lebih bersabar. Ubah kalimat negatif ke anak menjadi kalimat yang positif yang akan membuat anak menjadi labih semangat.

Bagaimana dengan para orang tua ?? Masihkah menganggap putra putri kita nakal?? Atau kah kita telah mematahkan imajinasinya dan mematikan bakat anak kita???



Senin, 04 Maret 2013

Mendidik atau Menyesatkan?

Rubrik: Pendidikan Anak | Oleh: M Husnaini - 14/02/13 | 11:30 | 02 Rabbi al-Thanni 1434 H
ibu-dan-anakdakwatuna.com - Dua ibu muda bertengkar hebat di depan sebuah sekolah taman kanak-kanak. Perang mulut yang berlanjut adu otot itu bermula ketika anak-anak mereka bermain lempar-lemparan tas, yang menyebabkan salah satunya menangis.
Seorang ibu yang kepala anaknya sedikit benjol akibat lemparan tas berisi buku itu merasa tidak terima. Dia lalu mengumpat ibu dari anak pemilik tas. Adu mulut terjadi. Umpatan berbalas umpatan, hingga emosi kedua belah pihak meledak. Kini, pertengkaran kecil antar anak berganti perang antar orangtua.
Kasus serupa, meski tidak selalu sama, boleh jadi bukan kali pertama terjadi. Kerap kali kita jumpai perselisihan antar orangtua dipicu oleh persoalan anak. Ironisnya, perselisihan antar orangtua tua itu berbuntut perang dingin dalam kurun lama. Masing-masing pihak enggan saling menyadari kesalahan. Hubungan harmonis antar sesama pun menguap entah ke mana.
Sebenarnya, jika kita mau sedikit berpikir dewasa, hal demikian sangat disayangkan terjadi. Pertengkaran antar anak sesungguhnya adalah hal wajar. Tidak usah terlalu didramatisasi, sehingga membuat keadaan semakin keruh. Sayang, tampaknya tidak semua orang dewasa mampu berpikir secara dewasa pula.
Dalam hal ini, kita patut belajar pada anak-anak. Meski sempat bertengkar, semenit kemudian, mereka kembali akur. Setelah menangis sebentar akibat rebutan mainan, misalnya, anak-anak kembali tertawa bersama. Pertengkaran mereka tidak pernah berlangsung dalam hitungan hari, apalagi bulan. Justru orangtua mereka yang sibuk dengan ego masing-masing, sehingga sukar untuk kembali akur. Bahkan, sekadar tegur-sapa pun enggan.
Sebagai orangtua, kita semestinya bisa bersikap lebih cerdas dan bijak. Ketika melihat anak-anak bertengkar atau saling mengolok-olok, ini seharusnya bisa kita jadikan pintu masuk untuk memberikan pendidikan hidup bersosial. Orangtua harus memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang cara mengelola konflik.
Dalam hidup bermasyarakat, konflik sosial mustahil dihindari. Kepada anak-anak, penting ditanamkan budaya saling mengalah dan menghargai sesama. Tidak sepantasnya orangtua menjadi setan yang mengadu domba dengan menyalahkan si teman, apalagi di depan anak.
Jika itu terjadi, berarti orangtua secara tidak sadar telah menanamkan bibit-bibit egoisme dan arogansi dalam jiwa anak. Ini berbahaya. Apalagi demi membela anak sendiri, yang belum jelas salah-benarnya, kita tidak ragu untuk bertengkar sesama orangtua.
Dari situ anak akan belajar tentang cara-cara penyelesaian masalah. Anak akan menyangka bahwa jalan keluar dari segala masalah adalah dengan jalan bertengkar, atau bila perlu beradu fisik. Inilah teladan yang menyesatkan.
Orangtua harus lebih banyak belajar tentang pola pendidikan anak. Jangan sampai, atas dasar rasa sayang, pola pendidikan kita justru menyesatkan jiwa anak. Bukankah sudah banyak kita jumpai orangtua yang merelakan anaknya putus sekolah dengan alasan sayang karena sang anak sudah tidak betah dengan sekolah?
Tidak jarang pula ada orangtua yang sendiko dawuh atas segala permintaan anak, meski permintaan itu jauh dari nilai-nilai pendidikan. Yang lebih fatal lagi, masih ada orangtua yang mengizinkan anaknya merokok karena merasa kasihan akibat sang anak sudah ketagihan. Dan ketika anak bersangkutan dihukum oleh sekolah, orangtua tidak segan-segan mendatangi dan menyalahkan pihak sekolah sembari berdalih bahwa anaknya itu merokok karena sudah mengantongi izin darinya. Luar biasa.
Maka jangan heran jika nilai-nilai kesopanan sudah semakin menjauh dari kehidupan anak. Tidak sedikit anak zaman sekarang yang sudah berani abai, bahkan melawan peraturan guru dan sekolah. Nilai-nilai tata krama tidak lagi menjadi urusan yang harus diindahkan. Sikap demikian semakin memperoleh pembenaran ketika mereka merasa mendapat dukungan dan pembelaan dari orangtua.
Akhirnya, mari kita segera mengupas diri. Sudahkah pola kasih sayang kita kepada anak-anak membuahkan nilai-nilai pendidikan, atau justru sebaliknya, melemparkan mereka ke jurang kehancuran?

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/02/27835/mendidik-atau-menyesatkan/#ixzz2MctUddLR
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Ketika Anak Yang Soleh Lupa Berdoa - Eramuslim

Ketika Anak Yang Soleh Lupa Berdoa - Eramuslim

Minggu, 17 Februari 2013

DAFTAR CALON PESERTA DIDIK BARU KB-TKIT ANAK SHOLEH TAHUN AJARAN 2013/2014

DAFTAR CALON PESERTA DIDIK TKIT ANAK SHOLEH NO NAMA ANAK


NO
NAMA ANAK
TEMPAT,TANGGAL LAHIR
NAMA WALI
ALAMAT
1.
Adillah Zaidan
Yogyakarta, 25 Mei 2008
Muh. Affan Hamdani
Perum Pesona Salsabila No. F11,Gamping, Sleman
2.
Adly Ibrahimovic
Sleman, 27 November 2008
Yulianto
Semingin, 05/010, Sumbersari, Moyudan, Sleman
3.
Alexandreo
Kulon Progo, 28 Juni 2008
Sularno
Kaliwilut, Rt.17/09, Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo
4.
Alif Ghani Sahuntung
Yogyakarta, 10 Oktober 2008
Sahuntung Nugroho Suprayogi
Polaman RT.16, Argorejo, Sedayu, Bantul
5.
Alin Dwi Astuti
Sleman, 20 April 2009
Ari Sutadi
Karanglo Rt.07/Rw. 25 Argomulyo, Sedayu, Bantul
6.
Anton Utomo
Bantul, 30 Januari 2008
Bambang Nuryono
Gunung Bulu, Argorejo, sedayu, Bantul
7.
Arkan Nur Raditya
Bantul, 2 Mei 2008
Suhartanto
Perum Griya Kencana Permai D3/10, Argorejo, Sedayu, Bantul
8.
Arthalyta Gina Ayukumala
Bantul, 15 Mei 2008
Fajar Rianto
Perum Griya Permai B VI No. 10, Argorejo, Sedayu
9.
Ashma Nurrizkia Kirani
Bantul, 14 Juni 2009
Sukur Wahyono
Perum Sedayu Permai D44, Argorejo, Sedayu, Bantul
10.
Bagas Radian Syafiq
Sleman, 27 Mei 2008
Sukirman
Pedes, Argomulyo, Sedayu, Bantul
11.
Bambang Akbar Prasetya
Bantul, 12 Juli 2009
Sukiran
Sumberan, Argodadi, Sedayu, Bantul
12.
Daniysa Daffa Wulandari
Sleman 17 April 2008
Nurhadi Wasana
Sawahan, Sumbersari, Moyudan, Sleman
13.
Dzakwan Pranadya Reswara
Kulon Progo, 3 Januari 2009
R. Fahrudin Agus Rifai
Puri Argomulyo Asri No.43, Sedayu, Bantul
14.
Fahmi Hanifah
Bantul, 20 November 2008
Jamhari
Jurug Rt.44 Argorejo, Sedayu, Bantul
15.
Fairuz Rizqi Syandana Putra
Sleman, 07 April 2009
Muttasir Ma’ruf
Perum Graha Sedayu Sejahtera Blok 11, No 1, Argorejo, sedayu, Bantul
16.
Farel Hafidz Rafi Rabbani
Sleman, 29 Mei 2009
Pairun
Perum Puri Argomulyo Asri 121,  Argomulyo, Sedayu, Bantul
17.
Galang Dani Pratama
Bantul, 26 Juni 2008
Parwadi
Semampir, Argorejo, Sedayu, Bantul
18.
Iftitah Lailatuzzahra Jaelani
Bantul, 8 Juli 2009
Andika Jaelani
Jambon Rt. 27, Argosari, Sedayu, Bantul
19.
Khansa Azkiya
Bantul, 10 November 2007
Wiratno
Ngingas, Argosari, Sedayu, Bantul
20.
Latifa Umi Nurjana
Bantul, 18 juni 2009
Nuri Suryono
Kaliurang, Argomulyo, Sedayu, Bantul
21.
Laura Amelia Putri Widodo
Sleman, 13 November 2008
Laksono Wahyu Widodo
Surobayan Rt.4 Argomulyo, Sedayu, Bantul
22.
Mahsya Firas Prastagi
Yogyakarta, 18 Januari 2009
Agung Prasetya
Perum Sedayu Permai Blok D No 98, Argorejo, Sedayu, Bantul
23.
Mifa Ramadhani Putri
Bantul, 26  Agustus 2009
Wiranto
Pedes Rt.05, Argomulyo, Sedayu, Bantul
24.
Muhammad Ardhian Prihastama
Bantul, 11 Agustus 2008
Bambang Prih Sutopo
Pedes Rt.05, argomulyo, Sedayu, Bantul
25.
Muhammad Rafif Al- Fajri
Sleman, 5 September 2008
Sariman
Pereng Wetan, Argorejo, Sedayu, Bantul
26.
Naila Anindita Maharani
Bantul, 28 Desember 2008
Maryadi
Pedusan Rt.58, Argosari, Sedayu, Bantul
27.
Naila Ayu Fairussita
Bantul, 9 Agustus 2008
Suparji
Kaliberot Rt.26, Argomulyo, Sedayu, Bantul
28.
Nayla Putri Wardani
Yogyakarta,7 November 2008
Wardoyo
Karangasem, Rt.01/01, Sidomulyo, Pengasih, Kulon Progo
29.
Nizar Muhammad Noor
Bantul, 8 Februari 2009
Arsono
Purwomarto, Rt.03, Argorejo, Sedayu, Bantul
30.
Nurfitria Rahma Fauziyyah
Bantul, 30 September 2009
Muh.Juaini
Perum  Griya Kencana Permai A1 No.7, Argorejo, Sedayu, Bantul
31.
Prajnadya Rizky Santosa
Yogyakarta, 25 Desember 2008
SW. Joko Santoso
Perum Jatimas Blok M No.8-9 Balecatur, Gamping
32.
Rafif Apta Fausta
Sleman, 22 Agustus 2009
Heri Susanta
Perum Griya Kencana Permai GII No.16, Argorejo, Sedayu, Bantul
33.
Raihan Fajar Riyadi
Yogyakarta, 14 April 2009
Agus Riyadi
Ngentak Rt.65, Argorejo, Sedayu, Bantul
34.
Rehan Mahakarya  Pratama
Yogyakarta, 17 Juli 2009
Dwi Saputro setyawan
Perum Puri Argomulyo Asri no.62, Argomulyo, Sedayu, Bantul
35.
Reyza Aditya Pratama
Bantul, 27 April 2008
Riyanto
Dumpuh Rt 02, Argodadi, Sedayu, Bantul
36.
Risqi Samudra Efendi Mukharom
Yogyakarta, 24 Februari 2009
Umar Efendi
Perum Graha Sedayu Sejahtera H No.1, Argorejo, Sedayu, Bantul
37.
Salman Al Farisi
Surakarta, 10 Februari 2009
Santo, S.Pd
Perum Jatimas Permai Blok M4, Balecatur, Gamping
38.
Syalma Ramadhani
Bantul, 24 April 2009
 Agus Purwanto
Jambon, Argosari, Sedayu, Bantul
39.
Yasmin Nur Rachma Haryanto
Bantul, 26 Juni 2009
M. Aris Haryanto
Perum Graha Sedayu Sejahtera LL 8, Argorejo, Sedayu, Bantul
40.
Zaidan Firdaus Syahid Ramadhan
Bantul, 12 Maret 2008
Toni Budiarso S
Perum Taman Sedayu1,No.10, RT.44, Metes, Argorejo, Sedayu, Bantul